Pemimpin Gold Apollo, Hsu Ching-Kuang, menyatakan penyeranta yang meledak diproduksi oleh perusahaan Eropa di Budapest, Hongaria, yang membeli hak untuk menggunakan merek Gold Apollo.
Dilansir Associated Press, pager AR-924 yang digunakan dalam serangan brutal pada Selasa, diproduksi oleh BAC Consulting KFT, yang berbasis di Budapest.
Hsu menyampaikan Gold Apollo telah memiliki perjanjian lisensi dengan BAC selama tiga tahun terakhir.
"Menurut perjanjian kerja sama, kami memberikan izin kepada BAC untuk menggunakan merek dagang kami untuk penjualan produk di wilayah yang ditentukan, namun desain dan pembuatan produk sepenuhnya menjadi tanggung jawab BAC," kata Gold Apollo dalam pernyataannya.
Baca Juga: Rusia Murka atas Serangan Pager yang Tewaskan Warga Sipil di Lebanon, Israel Masih Bungkam
Pager AR-924, yang diiklankan sebagai "tahan banting," mengandung baterai lithium isi ulang, menurut spesifikasi yang diiklankan di situs web Gold Apollo sebelum dihapus setelah serangan tersebut.
Bagi Hizbullah, pager-pager ini memberikan cara untuk menghindari apa yang diyakini sebagai pengawasan elektronik intensif Israel terhadap jaringan ponsel di Lebanon.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan petugas kesehatan dan dua anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam ledakan pager pada Selasa.
Di desa Nadi Sheet di Lembah Bekaa, puluhan orang berkumpul untuk meratapi kematian salah satu anak, Fatima Abdullah, yang berusia 9 tahun.
Ibunya, mengenakan pakaian hitam dan memakai syal kuning Hizbullah, menangis bersama wanita dan anak-anak lain saat mereka berkumpul di sekitar peti mati kecil anak perempuan tersebut sebelum pemakaman.
Hizbullah mengatakan dalam pernyataannya hari ini bahwa mereka akan terus melancarkan serangan normal mereka terhadap Israel sebagai bagian dari dukungan untuk Hamas, dan warga Palestina di Gaza.
Baca Juga: Lini Masa Serangan Canggih Israel, dari Ledakan Pager hingga Operasi Rahasia
Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad mengatakan kepada jurnalis pada Rabu bahwa banyak dari korban luka mengalami luka parah di mata, dan yang lainnya harus diamputasi anggota tubuhnya. Jurnalis tidak diizinkan masuk ke ruang rawat inap atau merekam pasien.
Sumber : Associated Press, The New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.