CARACAS, KOMPAS.TV - Tiga warga Amerika Serikat (AS), dua warga Spanyol, dan seorang warga Republik Ceko ditangkap atas tuduhan merencanakan kudeta dan pembunuhan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Mereka dituding berupaya melakukan destabilisasi di negara tersebut. Menteri Dalam Negeri Venezuela Diosdado Cabello mengatakan ratusan senjata telah disita.
Baca Juga: Ukraina Kembali Desak Barat agar Izinkan Serangan Jarak Jauh ke Wilayah Rusia
Ia menuduh para tahanan berencana membunuh Presiden Maduro dan sejumlah pejabat tinggi.
Penangkapan ini terjadi dua hari setelah Washington menjatuhkan sanksi kepada 16 pejabat Venezuela yang merupakan sekutu Presiden Maduro. Mereka dituduh terlibat dalam kecurangan dalam pemilu Juli lalu yang berujung pada kemenangan Maduro.
Menurut pemerintah Venezuela, dua warga Spanyol yang ditangkap berhubungan dengan Pusat Intelijen Nasional Spanyol (CNI).
Namun, sumber dari pemerintah Spanyol mengatakan dua warga itu tak berhubungan dengan organisasi intelijen.
“CIA memimpin operasi ini, dan hal itu tak mengejutkan kami, namun mereka, Pusat Intelijen Nasional Spanyol, selalu bersikap agar tidak menarik perhatian karena mereka tahu bahwa CIA beroperasi di area ini,” kata Cabello, Sabtu (14/9/2024), dikutip dari BBC.
“Kedua tahanan itu bahkan memberi tahu kami mengenai kelompok tentara bayaran yang mereka akan bawa ke Venezuela dengan tujuan yang sangat jelas, membunuh Presiden Nicolas Maduro, Wakil Presiden Delcy Rodriguez, diri saya, dan sekelompok rekan-rekan yang memimpin partai dan revolusi kami,” tambahnya.
Sementara AS membantah keterlibatan mereka dalam upaya kudeta tersebut.
“Berbagai klaim keterlibatan AS dalam plot untuk menjatuhkan Maduro adalah kebohongan,” bunyi pernyataan Departemen Luar Negeri AS.
Mereka mengatakan Washington akan terus mendukung solusi demokratis dari krisis politik di Venezuela.
Penangkapan itu terjadi di tengah perseteruan pemerintahan Maduro dengan AS dan Spanyol.
Baca Juga: Iran Luncurkan Satelit di Tengah Ketegangan Timur Tengah, Barat Khawatirkan Program Rudal Balistik
Cabello mengatakan dua warga Spanyol tersebut ditahan di Puerto Ayachucho, sebelah selatan Caracas.
“Mereka menghubungi tentara bayaran Prancis, mereka juga menghubungi tentara bayaran dari Eropa Timur, dan mereka akan masuk dalam operasi untuk menyerang negara kami,” katanya.
Cabello menambahkan sebanyak 400 senjata api telah disita dalam operasi tersebut.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.