Kompas TV internasional kompas dunia

Dua Kali Divonis Penjara, Pembunuh Rusia Kembali Dibebaskan dan Direkrut untuk Bertempur di Ukraina

Kompas.tv - 27 Agustus 2024, 21:17 WIB
dua-kali-divonis-penjara-pembunuh-rusia-kembali-dibebaskan-dan-direkrut-untuk-bertempur-di-ukraina
Dalam foto yang dirilis oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Senin, 20 Mei 2024, penembak jitu tentara Rusia mengubah posisi mereka di lokasi yang dirahasiakan. (Sumber: AP Photo / Russia Defence)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

"Pembunuh nenek saya telah lolos dari hukuman lagi dan pergi untuk berperang," ujarnya dikutip dari BBC.

"Reaksi pertama saya adalah ketakutan. Saya membaca laporan forensik dan saya tahu apa yang orang ini lakukan terhadap nenek saya. Sangat mengerikan bahwa dia dibebaskan lagi."

"Fakta bahwa hal ini terjadi di abad ke-21... tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan apa yang sedang terjadi!" ujar Anna.

Baca Juga: Zelenskyy Klaim Ukraina Dapatkan Dua Pemukiman Lagi di Kursk, Ini Kata Rusia

Praktik merekrut narapidana untuk bertempur di Ukraina pertama kali dilakukan oleh Wagner pada tahun 2022. 

Setelah pemberontakan gagal yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin, pendiri Wagner, perekrutan narapidana ini kemudian diambil alih oleh militer Rusia. 

Pada Maret 2023, praktik ini diformalkan melalui undang-undang federal, dan perekrutan narapidana kini semakin meningkat.

Banyak narapidana yang dibebaskan, termasuk pelaku kejahatan serius, seperti pembunuh dan pemerkosa. 

Mereka diizinkan bergabung dengan militer dengan janji penangguhan hukuman atau pengampunan penuh jika mereka menunjukkan "keberanian" di medan perang.

Kasus Ivan Rossomakhin menyoroti meningkatnya ketakutan di kalangan masyarakat Rusia. Pembebasan narapidana berbahaya untuk dijadikan tentara dianggap sebagai tanda keputusasaan militer Rusia dalam menghadapi kekurangan personel. 

Praktik ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan warga sipil, mengingat betapa mudahnya pelaku kejahatan berat mendapatkan kebebasan.

Di sisi lain, Ukraina juga diketahui telah membebaskan beberapa narapidana untuk bergabung dalam pertempuran, tetapi dengan batasan yang lebih ketat. Hanya narapidana yang tidak dihukum karena pembunuhan atau pelanggaran seksual yang diizinkan untuk bertempur. 

Baca Juga: Rusia Luncurkan Serangan Rudal dan Drone Skala Besar ke Ukraina, Fasilitas Militer dan Energi Hancur


 

 




Sumber : The Moscow Times/BBC




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x