DUBAI, KOMPAS.TV - Sebuah kapal tanker Yunani terbakar dan terombang-ambing di Laut Merah setelah mengalami serangan berulang, Rabu (21/8/2024).
Militer Inggris melaporkan kapal tersebut dalam keadaan tidak dapat dikendalikan, artinya kapal kehilangan kemampuan untuk bermanuver dan tidak dapat mengikuti perintah navigasi biasa. Serangan ini diduga dilakukan oleh kelompok Houthi dari Yaman.
Serangan ini yang paling serius beberapa pekan terakhir di Laut Merah dan terjadi di tengah serangan Houthi yang menargetkan kapal-kapal di tengah perang Israel-Hamas di Gaza. Jalur perdagangan ini merupakan rute utama yang dilewati kargo senilai $1 triliun setiap tahun.
Menurut laporan militer Inggris, serangan dimulai ketika pria bersenjata di kapal kecil menembaki kapal tanker dengan senjata ringan sekitar 140 kilometer barat dari kota pelabuhan Hodeida yang dikuasai Houthi. Selain itu, empat proyektil juga menghantam kapal tersebut. Jenis proyektil ini belum dipastikan apakah berupa rudal atau drone.
Setelah serangan, kapal tersebut dilaporkan terbakar dan terombang-ambing di Laut Merah. Kementerian Perkapalan Yunani mengidentifikasi kapal sebagai tanker Sounion, yang membawa 25 awak saat serangan terjadi, dalam perjalanan dari Irak ke Siprus.
Kelompok Houthi belum mengeklaim tanggung jawab atas serangan ini, meskipun biasanya mereka membutuhkan waktu beberapa jam atau bahkan hari untuk mengakui serangan mereka.
Baca Juga: Houthi Balas Israel dengan Luncurkan Rudal ke Arah Zionis, Namun Gagal Kenai Sasaran
Sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober lalu, Houthi telah menargetkan lebih dari 80 kapal dengan rudal dan drone. Mereka telah menyita satu kapal dan menenggelamkan dua lainnya, serta menewaskan empat pelaut.
Rudal dan drone lainnya telah berhasil dicegat oleh koalisi yang dipimpin AS di Laut Merah atau gagal mencapai target mereka.
Houthi mengeklaim mereka menargetkan kapal yang terkait dengan Israel, Amerika Serikat, atau Inggris untuk memaksa Israel mengakhiri perang di Gaza. Namun, banyak kapal yang diserang tidak terkait dengan konflik, termasuk beberapa kapal menuju Iran.
Houthi juga telah meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel, termasuk serangan pada 19 Juli yang menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya di Tel Aviv.
Israel membalas dengan serangan udara ke Hodeida yang menghantam depot bahan bakar dan pembangkit listrik, menyebabkan korban jiwa dan luka.
Setelah serangan tersebut, Houthi menghentikan serangan mereka hingga 3 Agustus, sebelum melanjutkan dengan serangan terhadap kapal kontainer berbendera Liberia di Teluk Aden dan tanker minyak berbendera Liberia pada 8 dan 13 Agustus.
Ketegangan semakin meningkat dengan ancaman balasan Iran terhadap Israel. Militer AS telah mempercepat pengiriman kelompok kapal induk USS Abraham Lincoln ke kawasan tersebut, serta mengirim kapal selam rudal USS Georgia dan jet tempur F-22. Kapal serbu amfibi USS Wasp yang membawa jet tempur F-35 juga berada di Laut Mediterania.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.