BANGKOK, KOMPAS TV – Paetongtarn Shinawatra, 37, kini menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand, melanjutkan warisan politik keluarganya yang dipimpin oleh ayahnya, Thaksin Shinawatra, yang digulingkan dalam kudeta militer pada 2006.
Ini menandai kembalinya dinasti Shinawatra, yang sebelumnya juga melahirkan Yingluck Shinawatra, perdana menteri perempuan pertama Thailand dari 2011 hingga 2014.
Meski Thaksin pernah menjadi politisi yang sangat populer, kebijakan populisnya dianggap mengancam stabilitas kerajaan Thailand, memicu kudeta dan protes besar yang memaksa Thaksin dan Yingluck hidup dalam pengasingan.
Tahun lalu, Thaksin kembali dari pengasingan setelah menyetujui kesepakatan politik kontroversial yang menguntungkan partainya, Pheu Thai, namun menyingkirkan Partai Move Forward yang progresif dan meraih suara terbanyak dalam pemilu nasional.
Saat kampanye, Paetongtarn menegaskan dirinya sebagai pemimpin independen, meskipun banyak yang melihatnya sebagai perpanjangan tangan ayahnya. "Saya adalah putri ayah saya, tetapi saya memiliki keputusan sendiri," ujarnya.
Namun, langkah-langkah yang diusulkannya masih sejalan dengan kebijakan Thaksin, seperti pelonggaran aturan masuk turis untuk memulihkan ekonomi.
Masalah hukum yang dihadapi keluarga Shinawatra belum usai.
Baca Juga: PM Thailand Dicopot dari Jabatan oleh Mahkamah Konstitusi karena Pelanggaran Etika
Yingluck Shinawatra masih dalam pengasingan dan berpotensi dipenjara jika kembali, sementara Thaksin juga menghadapi tantangan hukum.
Paetongtarn, yang akrab disapa "Ung Ing," pertama kali terjun ke politik pada 2021 sebagai Ketua Komite Penasehat Pheu Thai.
Pada 2022, ia mulai tampil sebagai calon perdana menteri dan mengusung kebijakan seperti menggandakan upah minimum dan memperluas layanan kesehatan.
Para pengamat melihat bakat politik Paetongtarn sebagai warisan dari ayahnya.
Kembalinya Thaksin ke Thailand pada Agustus lalu memperkuat posisi Paetongtarn, meski spekulasi bahwa ia akan menduduki posisi kabinet tidak terbukti.
Sebagai gantinya, ia mempromosikan "soft power" Thailand, menyoroti budaya, kuliner, dan pariwisata.
Terpilihnya Paetongtarn sebagai pemimpin Pheu Thai pada Oktober lalu semakin memperkuat dominasi keluarga Shinawatra dalam politik Thailand.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.