Hizbullah, kelompok yang menjadi proksi kuat Iran di Lebanon, juga berjanji akan membalas kematian komandan militer senior mereka, Fuad Shukr, yang tewas dalam serangan dekat Beirut pada hari yang sama, dalam serangan yang diklaim oleh IDF.
Dengan meningkatnya risiko perang Timur Tengah yang lebih luas, Iran terlibat dalam dialog intensif dengan negara-negara Barat dan AS dalam beberapa hari terakhir untuk mengatur tanggapan mereka.
Beberapa laporan dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa Israel percaya Iran bermaksud menyerang sebelum perundingan yang dijadwalkan pada Kamis.
Pernyataan baru-baru ini tampaknya mengisyaratkan bahwa serangan hanya akan terjadi setelah perundingan tersebut, dan hanya jika perundingan gagal menghasilkan hasil yang dianggap cukup oleh Iran.
Salah satu sumber, seorang pejabat senior keamanan Iran, mengatakan Iran dan sekutunya seperti Hizbullah akan melancarkan serangan langsung jika perundingan antara Israel dan Hamas gagal atau jika mereka merasa Israel memperpanjang negosiasi. Sumber-sumber tersebut tidak mengatakan berapa lama Iran akan memberi waktu untuk perundingan sebelum mengambil tindakan.
Kantor PM Benjamin Netanyahu mengumumkan pekan lalu bahwa Israel akan mengirim para negosiatornya ke perundingan pada 15 Agustus untuk menyelesaikan rincian implementasi kerangka kesepakatan, setelah AS, Qatar, dan Mesir mengeluarkan pernyataan bersama yang menuntut agar kesepakatan disegel dan diimplementasikan tanpa penundaan lebih lanjut.
Seorang anggota tim negosiasi mengatakan kepada Channel 12 Israel pada Selasa malam bahwa tidak ada gunanya bepergian ke perundingan jika Netanyahu tidak memperluas mandat timnya.
Parameter yang akan digunakan oleh tim Israel dalam perundingan masih belum diputuskan dan akan ditetapkan dalam pertemuan dengan perdana menteri minggu ini, menurut laporan tersebut.
Baca Juga: 5 Tentara Pria Israel Tersangka Pemerkosa Tawanan Pria Palestina Bebas, Kini Hanya Tahanan Rumah
Awal bulan ini, delegasi Israel memperingatkan Netanyahu bahwa tidak mungkin mencapai kesepakatan dengan tuntutan baru yang diajukan akhir Juli.
Tuntutan tersebut — yang diklaim Netanyahu bukanlah penambahan baru — termasuk ketentuan agar pasukan IDF tetap mengontrol Koridor Philadelphi antara Israel dan Mesir; serta pembatasan tambahan pada pengungsi yang diizinkan kembali ke Gaza utara saat pertempuran dihentikan.
Kantor Netanyahu berulang kali membantah laporan tersebut, dengan bersikeras bahwa perdana menteri tidak mengubah bagian mana pun dari proposal yang disetujui AS pada 27 Mei yang tertunda dalam negosiasi berlarut-larut.
Sebaliknya, kantor Netanyahu mengatakan, ia hanya memberikan "klarifikasi penting" untuk menerapkan kerangka kerja asli.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Selasa malam mengatakan bahwa Israel sedang memantau musuh-musuhnya dengan cermat sambil menunggu potensi serangan.
"Saya menyadari ketegangan dan beban besar yang dihadapi warga Israel. Kami mengikuti apa yang terjadi di Beirut, di Teheran, dan di tempat lain," kata Gallant selama kunjungannya ke pangkalan intelijen IDF di Israel utara.
“Kami terlibat dalam menghilangkan ancaman dan mempersiapkan semua kemungkinan, agar kami dapat menyerang di mana pun kami memutuskan,” tambahnya, menurut pernyataan dari kantornya.
Agensi berita Mehr melaporkan kemudian bahwa Iran mengadakan latihan militer di bagian utara negara itu, tetapi tidak merinci apakah hal itu terkait dengan rencana serangan negara tersebut terhadap Israel.
Beberapa pihak memperkirakan bahwa serangan bisa terjadi pada Senin malam atau Selasa, ketika komunitas Yahudi di Israel dan di seluruh dunia memperingati Tisha B’Av, atau Hari Kesembilan Av, yang dianggap sebagai hari berkabung dan malapetaka dalam kalender Yahudi.
Meskipun pada hari itu tidak terjadi serangan besar, Hamas mencoba menembakkan dua roket ke Tel Aviv untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, dan pada Selasa malam sekitar 40 roket ditembakkan dari Lebanon ke Israel utara.
Baca Juga: Menteri dan Massa Israel Dukung Hak Memerkosa Tahanan Palestina, Tersangka Sodomi Dibebaskan
Sumber : Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.