Baca Juga: Yahya Sinwar Jadi Pemimpin Baru Hamas, Begini Tanggapan Amerika Serikat
Sinwar, yang telah memimpin Hamas di Gaza sejak 2017, dianggap memiliki hubungan lebih dekat dengan Iran dibandingkan Haniyeh, yang selama ini tinggal di Qatar.
Para analis menilai Sinwar cenderung lebih keras dan kurang bersedia untuk menyepakati gencatan senjata di Gaza.
“Jika kesepakatan gencatan senjata sudah sulit tercapai di bawah kepemimpinan Haniyeh, maka hal ini akan menjadi semakin sulit di bawah Sinwar,” ujar Rita Katz, Direktur Eksekutif SITE Intelligence Group, lembaga konsultan AS dengan spesialisasi intelijen kontraterorisme.
Katz menilai Hamas kini semakin mengandalkan strategi militan garis keras.
AS dan Prancis telah mengimbau Israel dan Iran untuk menahan diri guna menghindari eskalasi lebih lanjut.
Presiden AS Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyampaikan pesan serupa kepada kedua negara tersebut.
Di pihak lain, sekutu Hamas yang berbasis di Lebanon, Hizbullah, berjanji akan membalas kematian Haniyeh dan komandan militernya, Fuad Shukr, yang tewas dalam serangan Israel di Beirut.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyatakan kelompoknya akan merespons serangan tersebut baik secara sendiri maupun bersama sekutu Iran lainnya di kawasan.
Baca Juga: Aksi Warga Berparade Usai Yahya Sinwar Ditunjuk jadi Pemimpin Baru Hamas
Sumber : Al Arabiya
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.