WASHINGTON, KOMPAS.TV — Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat, mencatat sejarah baru dengan terpilih sebagai calon presiden dari Partai Demokrat. Ini menjadikannya perempuan kulit berwarna pertama yang memimpin tiket partai besar di Amerika Serikat.
Harris akan berhadapan dengan mantan Presiden Donald Trump dalam pemilihan presiden pada musim gugur tahun ini, tepatnya pada 5 November 2024.
Pengesahan pencalonan Harris dilakukan melalui pemungutan suara daring yang melibatkan delegasi Konvensi Nasional Demokrat selama lima hari.
Dilansir dari Associated Press, pengumuman resmi dilakukan pada Senin (5/8/2024) malam waktu AS, di mana 99 persen delegasi memberikan suara mereka untuk Harris.
Proses pencalonan Harris berlangsung cepat setelah Presiden Joe Biden memutuskan untuk mengakhiri kampanyenya, menyusul penampilan debat yang dianggap buruk pada bulan Juni lalu.
Harris dengan cepat mendapatkan dukungan dari 1.976 delegasi partai yang diperlukan untuk mengamankan nominasi, hanya dalam waktu 32 jam setelah pengumuman Biden.
Baca Juga: Kamala Cari Dukungan Warga Arab AS yang Murka atas Kebijakan soal Serangan Israel ke Gaza
Kandidat Demokrat ini dipandang sebagai sosok yang lebih energik dibandingkan Biden, dengan lebih banyak anggota partai yang menyatakan kepuasan mereka terhadap pencalonannya.
Kehadirannya membawa semangat baru di dalam Partai Demokrat, dengan lonjakan donasi dan dukungan sukarelawan yang meluas di berbagai negara bagian.
Dalam kampanyenya, Harris tidak akan menyimpang jauh dari tema yang diusung oleh Biden, seperti demokrasi, pencegahan kekerasan senjata, dan hak aborsi.
Namun, gaya penyampaian Harris yang lebih berapi-api diharapkan dapat menarik perhatian pemilih, terutama dalam mengkritik Trump yang saat ini menghadapi serangkaian tuduhan hukum.
Meskipun demikian, Harris menghadapi tantangan besar dalam kampanye ke depan. Tim kampanye Trump telah mulai meluncurkan serangan terhadap Harris, menggambarkannya sebagai sosok yang lemah dan liberal yang berbahaya. Selain itu, Harris juga dihadapkan pada serangan yang bersifat rasial dan seksis dari pihak oposisi.
Kamala Harris, yang sebelumnya menjabat sebagai jaksa dan Senator AS, kini bersiap untuk menghadapi salah satu tantangan politik terbesar dalam kariernya.
Keberhasilannya dalam kampanye ini akan sangat menentukan nasib Partai Demokrat dalam pemilihan presiden mendatang.
Baca Juga: Cara Donald Trump Menyerang Kamala Harris: Ia India atau Kulit Hitam?
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.