TEHERAN, KOMPAS.TV – Teheran membantah tudingan media-media Amerika Serikat (AS) bahwa Iran berencana membunuh eks Presiden AS Donald Trump.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyatakan bahwa negaranya menolak tuduhan ‘jahat’ bahwa mereka merencanakan serangan terhadap capres Partai Republik itu.
“Iran menolak keras keterlibatan apa pun dalam serangan bersenjata baru-baru ini terhadap Trump atau klaim mengenai niat Iran melakukan tindakan tersebut, mengingat tuduhan tersebut memiliki motif dan tujuan politik yang jahat,” katanya seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (17/7/2024).
Kendati begitu, Kanaani menegaskan bahwa Iran bermaksud mengadili Trump karena telah memerintahkan pembunuhan seorang pejabat militer senior di tahun 2020.
“Iran, bagaimana pun, masih bertekad untuk menuntut Trump atas perannya memerintahkan pembunuhan Komandan Korps Garda Revolusioner Islam (IRGC) Qassem Soleimani di tahun 2020,” tegasnya.
Baca Juga: Serangan Bom dalam Peringatan Kematian Qassem Soleimani Bunuh 95 Orang, Iran Berkabung
Mengutip pejabat anonim AS, CNN melaporkan pada Selasa (16/7) bahwa pihak berwenang AS baru-baru ini mengetahui adanya ancaman Iran terhadap nyawa Trump. Ini memicu Secret Service atau Dinas Rahasia – pasukan pengamanan Presiden AS – untuk meningkatkan pengamanan terhadap Trump.
Namun, pengetatan pengamanan itu ternyata tidak mampu mencegah serangan terhadap Trump dalam kampanye pada Sabtu waktu setempat. Laporan AS menyebut ancaman Iran tidak berkaitan dengan penembakan di Pennsylvania, yang diduga dilakukan oleh seorang penembak remaja 20 tahun.
Pihak berwenang AS telah lama mewaspadai potensi pembalasan Iran atas pembunuhan Soleimani. Saat itu, Teheran bahkan berjanji akan melakukan pembalasan dendam yang kejam.
CNN melaporkan bahwa target-target pembalasan dendam itu bisa termasuk eks Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan eks Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton dan Robert O’Brien.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson kemudian mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa laporan intelijen mengenai ancaman Iran terhadap Trump adalah masalah keamanan nasional dan dalam negeri yang menjadi prioritas tertinggi.
Baca Juga: Biden Perintahkan Secret Service Lindungi Keponakan JFK usai Upaya Pembunuhan Trump, Ini Sebabnya
Ia juga mengonfirmasi bahwa investigasi atas serangan terhadap Trump di Pennsylvania belum mengidentifikasi kaitan antara penembak dengan kaki tangan atau konspirator mana pun, baik asing maupun dalam negeri.
Laporan tentang ‘ancaman Iran’ muncul seiring Dinas Rahasia AS menghadapi pengawasan ketat atas penembakan terhadap Trump di Butler County, Pennsylvania. Pertanyaan mencuat tentang bagaimana seorang pria bersenjata bisa melepaskan tembakan ke arah Trump dari atap yang terbuka sekitar 150 meter jauhnya.
Presiden AS Joe Biden sendiri telah memerintahkan peninjauan independen atas penanganan insiden tersebut oleh badan pengamanan Presiden AS itu.
Sumber : Al Jazeera/CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.