WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat kini mempertimbangkan untuk menghentikan pemasangan kembali dermaga yang digunakan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina yang kelaparan. Hal ini disampaikan oleh dua pejabat AS pada Kamis, 12 Juli 2024, seraya memberi indikasi dermaga tersebut akan dibongkar total dan ditutup permanen.
Gedung Putih dan Departemen Pertahanan menyatakan operasi dermaga akan segera dihentikan, namun tidak memberikan waktu yang spesifik.
Beberapa pejabat AS mengatakan Pentagon dan Komando Pusat AS di Timur Tengah sedang membahas penghentian operasi dermaga lebih awal karena cuaca buruk dan masalah perawatan. Namun, belum ada keputusan final, dan jika cuaca membaik, ada kemungkinan kecil dermaga bisa dipasang kembali untuk waktu singkat.
Awalnya, rencana minggu ini adalah memasang kembali dermaga untuk beberapa hari guna memindahkan sisa bantuan ke pantai sebelum akhirnya menghapusnya. Namun, cuaca buruk menghalangi pemasangan ulang tersebut.
Para pejabat di Washington memberikan sinyal bahwa misi ini segera berakhir. Meski penuh tantangan, misi ini diklaim berhasil mengirimkan lebih dari 8,6 juta kilogram bantuan ke warga Gaza yang kelaparan selama perang sembilan bulan.
"Saya memperkirakan operasi dermaga akan segera dihentikan," kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada wartawan di sela-sela KTT NATO di Washington pada Kamis. "Masalahnya sekarang bukan lagi tentang mengirim bantuan ke Gaza, tapi bagaimana mendistribusikannya di Gaza dengan efektif."
Baca Juga: Israel Gunakan Dermaga AS Untuk Serang Gaza, PBB Pertimbangkan Hentikan Distribusi Bantuan dari Sana
Pat Ryder, juru bicara Pentagon, menyatakan personel militer AS "tidak dapat menambatkan kembali dermaga ke pantai" seperti yang direncanakan minggu ini, dan belum ada tanggal untuk pemasangan kembali. "Dermaga akan segera berhenti beroperasi," katanya.
Sebagian bantuan masih berada di lepas pantai di Siprus. Pejabat mengatakan mereka sedang mempertimbangkan untuk mengirim bantuan ke pelabuhan Israel di Ashdod sebagai opsi pengganti.
Meski ada masalah, Sullivan menyebut proyek ini berhasil, "Setiap hasil yang membawa lebih banyak makanan dan barang kemanusiaan ke warga Gaza adalah keberhasilan," kata Sullivan. "Ini adalah tambahan yang seharusnya tidak kita dapatkan, dan itu baik."
Jumlah total bantuan yang dikirimkan, menurut Ryder, "merupakan bantuan terbesar yang diangkut oleh militer AS selama tiga bulan dan tanggapan kemanusiaan terbesar di Timur Tengah."
Cuaca buruk telah memaksa militer untuk sementara mencabut dermaga tiga kali sejak Mei. Proyek ini juga terhambat oleh ancaman keamanan yang menyebabkan penghentian distribusi makanan dan bantuan lainnya ke Gaza.
Bantuan sempat menumpuk di pantai, namun Program Pangan Dunia (World Food Program) menyewa kontraktor untuk memindahkannya ke area penyimpanan untuk distribusi lebih lanjut dalam beberapa hari terakhir.
Pentagon menyatakan bahwa dermaga, sistem Angkatan Darat yang dikenal sebagai JLOTS (Joint Logistics Over-the-Shore), hanya dimaksudkan sebagai solusi sementara. Distribusi bantuan melalui jalur darat telah lama dianggap sebagai opsi terbaik, namun sering kali diblokir oleh pasukan Israel.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.