KIEV, KOMPAS.TV - Tentara Ukraina harus mundur dan kehilangan wilayahnya di sebelah timur negara itu karena terdesak serangan Rusia.
Ukraina harus menarik mundur pasukannya dari luar Kota Chasiv Yar, dan merelakan wilayah kunci itu diduduki pasukan Rusia.
Komandan Batalion Penyerangan ke-255 Oleh Shyriaiev, yang berjuang di wilayah tersebut selama enam bulan mengeklaim Rusia langsung membakar semua gedung setelah menduduki wilayah itu.
Baca Juga: Israel Teruskan Serangan ke Sekolah yang Jadi Penampungan Pengungsi di Gaza, Tewaskan 16 Orang
“Saya menyesali kami terus kehilangan wilayah. Kami tak bisa mempertahankan apa yang sudah hancur,” kata Shyriaiev dikutip dari Independent, Sabtu (6/7/2024).
Ia mengatakan, Rusia telah menggunakan taktik pembumihangusan dalam upaya menghancurkan semua yang bisa digunakan sebagai posisi militer.
Menurutnya, hal itu dilakukan Rusia untuk memaksa tentara Ukraina untuk segera mundur dari kota strategis itu.
Chasiv Yar memiliki jarak yang dekat dengan Bakhmut, yang telah diduduki Rusia tahun lalu setelah pertempuran selama 10 bulan.
Intensitas serangan Rusia di garis pertahanan Ukraina pada area tersebut semakin meningkat sebulan terakhir.
Sementara itu, pada Jumat (5/7/2024), pihak Ukraina mengungkapkan, telah menerima sistem pertahanan Patriot ketiga dari Jerman.
Baca Juga: Putin Bertemu Orban, Tegaskan Rusia Ingin Penyelesaian Final dan Menyeluruh dari Konflik Ukraina
Pengiriman sistem pertahanan tersebut menyusul permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur dari serangan udara Rusia.
Serangan udara Rusia ke pembangkit listrik nasional Ukraina berlanjut menyebabkan kegelapan di wilayah negara itu.
Zelenskyy pada awal tahun ini mengatakan, negaranya memerlukan setidaknya tambahan tujuh sistem Patriot untuk melindungi diri.
Sumber : The Independent
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.