JENIN, KOMPAS.TV - Mujahid Abadi angkat bicara mengenai pengalamannya diikat di kap jip militer Israel saat operasi militer di Jenin, Tepi Barat, akhir pekan lalu. Aksi militer Israel mengikat Abadi menuai kecaman dari berbagai pihak yang menuduh Israel menggunakan "tameng manusia".
Abadi mengaku sedang berada di rumah pamannya saat Israel menyerbu Jenin pada Sabtu (22/6/2024) lalu. Abadi keluar dari rumah pamannya saat mendengar keributan di luar.
"Saya keluar untuk melihat apa yang terjadi, lalu melihat ke rumah tetangga, saat itu saya melihat tentara (Israel)," kata Abadi yang dirawat di rumah sakit di Tepi Barat, Selasa (25/6).
"Ketika saya mencoba kembali ke rumah, tembakan beruntun dan tanpa pandang bulu diarahkan ke saya. Sepupu yang berada di dekat saya juga tertembak."
Usai tertembak di lengan, Abadi mencoba bersembunyi di balik mobil keluarga. Namun, tembakan tentara Israel mengenai kakinya.
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB Kecam Israel Jadikan Warga Palestina Tameng Manusia: Multilateralisme Terancam
Abadi pun segera menelepon ayahnya. Abadi khawatir akan meninggal dunia sehingga memutuskan menelepon sang ayah.
"Saya berkata kepadanya, cobalah jangan sampai hilang kesadaran dan tetap bicara kepada saya. Tiba-tiba, telepon itu terputus," kata ayah Abadi, Raed.
Raed kemudian melihat unggahan tentang seorang warga Palestina yang tewas saat pasukan Israel menyerbu Jenin. Belakangan, kabar itu diketahui sebagai disinformasi.
"Saya pingsan (usai mendengar kabar itu), karena saya yakin 90 persen itu pasti anak saya," kata Raed dikutip Associated Press, Selasa (25/6).
Mujahid Abadi tidak meninggal saat teleponnya dengan sang ayah terputus. Namun, saat telepon itu terputus, penyiksaan Mujahid Abadi oleh tentara Israel dimulai.
Mujahid mengaku pasukan Israel menemukannya lalu memukulnya di kepala dan di titik yang tertembak. Tentara kemudian menyeretnya dan melemparnya ke kap jip militer, mengikat pria Palestina tersebut.
"Saya berteriak karena panas (kap jip). Lalu, seorang dari mereka memaki saya dan menyuruh saya diam," kata Abadi.
Militer Israel sendiri mengaku menyangka Abadi sebagai milisi. Namun, belakangan, militer Israel mengakui Abadi tidak menghadirkan ancaman bagi tentara saat kejadian.
Israel pun berjanji akan menginvestigasi insiden tersebut. Militer Israel mengeklaim tentara mengikat Abadi di kap jip untuk mengantarnya ke paramedis.
Akan tetapi, dalam video yang didapatkan Associated Press, jip yang membawa Abadi melewati dua ambulans tanpa berhenti. Abadi pun mengaku diarak menggunakan jip selama sekitar setengah jam sebelum diserahkan ke paramedis.
Juru bicara tim penyelamat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), Nebal Farsakh menyebut pasukan Israel menutup akses ke lokasi operasi militer di Jenin. Paramedis dilarang masuk selama sekitar satu jam.
Baca Juga: PBB Ultimatum Israel: Operasi Bantuan di Seluruh Gaza Akan Dihentikan bila Keamanan Tidak Diperbaiki
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.