"Membuka bandara-bandara dan pangkalan-pangkalan Siprus bagi Israel untuk menargetkan Lebanon akan berarti pemerintah Siprus menjadi bagian dari perang ini, dan pasukan perlawanan (Hizbullah) akan menindaknya sebagai bagian dari perang ini," ujarnya.
Tak lama setelah ancaman itu dikeluarkan, Presiden Siprus Nikos Christodoulides menegaskan kebijakan netralitas yang dianut negaranya.
Ia menggarisbawahi peranan Siprus dalam menetapkan koridor laut untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Siprus bukan bagian dari masalah... (tetapi) merupakan bagian dari solusi,” kata Christoudoulides.
“Peranan kami, yang diwujudkan, contohnya, melalui koridor kemanusiaan (ke Gaza), tak hanya diakui oleh dunia Arab, tetapi juga komunitas internasional,” katanya.
Sejumlah kapal pembawa bantuan telah melakoni perjalanan ke Gaza dari pelabuhan Siprus, Larnaca sejak Maret lalu.
Namun, dalam konflik di mana persepsi memainkan peran yang sama pentingnya, keselarasan Siprus dengan Israel, dan juga hubungan yang semakin baik dengan Amerika Serikat, telah diperhatikan oleh kepemimpinan Hizbullah.
Dilaporkan The Guardian, selama bertahun-tahun pendekatan Nikosia lebih pro-Palestina ketimbang pro-Israel.
Tetapi memburuknya hubungan Israel dan Turki, serta penemuan cadangan gas di lepas pantai Israel telah membuka jalan bagi aliansi energi, dan hubungan yang lebih erat antara Siprus dan Israel.
Baca Juga: Kerja Sama Pertahanan Putin dan Kim Jong-Un Buat Korsel Tegang, Seoul Siap Kirim Senjata ke Ukraina
Siprus dan Israel pun mulai saling berbagi informasi intelijen dan semakin akrab di bidang militer.
Dua tahun lalu militer Israel (IDF) menggunakan Siprus sebagai panggung simulasi permainan perang untuk pertempuran di Lebanon.
Latihan militer itu dilaporkan melibatkan tentara Israel dalam jumlah besar, bahkan disebut yang terbesar yang pernah dikirim negara Zionis itu ke luar negeri.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.