XINJIANG, KOMPAS.TV - China dituduh secara sistematis mengubah nama ratusan desa yang memiliki unsur Uighur di Xinjiang.
Menurut laporan Badan Hak Asasi Manusia, nama-nama desa itu diubah seirama dengan ideologi dari Partai Komunis China.
Lembaga hak asasi manusia (HAM) yang bermitra dengan organisasi advokasi Uighur di Norwegia, Hjelp, mengatakan telah mengidentifikasi 630 desa di wilayah Xinjiang yang namanya diganti.
Baca Juga: Tentara Israel Menyerah Hancurkan Hamas: Tak Bisa Dimusnahkan karena Sudah Berakar
Hal itu diambil dari laman Biro Nasional Statistik China antara 2009 hingga 2023.
Nama yang diganti biasanya berubah menjadi nama yang berarti Kebahagiaan, Persatuan dan Harmoni dalam bahasa China.
“Otoritas China telah mengubah ratusan ratusan nama desa di Xinjiang dari yang memiliki banyak makna Uighur ke nama yang merefleksikan propaganda pemerintah,” kata Direktur Lembaga HAM Maya Wang, Rabu (19/6/2024), dikutip dari Al-Jazeera.
“Perubahan nama ini merupakan bagian dari upaya China untuk menghapus ekspresi kultural di Uighur,” tambahnya.
Kebijakan China di Xinjiang menarik perhatian internasional pada 2018, ketika PBB mengatakan setidaknya satu juta orang, yang kebanyakan muslim Uighur dan minoritas Turki ditahan di jaringan pusat reedukasi.
Beijing mengatakan kamp itu pusat pelatihan vokasi yang mengajarkan Mandarin dan keahlian lainnya untuk menghalau ekstremisme dan menghindari terorisme.
Terbongkarnya sejumlah dokumen pemerintahan, investigasi lembaga HAM dan akademisi, begitu juga testimoni dari warga Uighur sendiri mengungkapkan mereka kerap menjadi target kekerasan.
Hal itu mulai dari sterilisasi paksa hingga pemisahan keluarga, dan menargetkan kepercayaan relijius dan tradisi.
Laporan terbaru lembaga HAM mengungkapkan banyak nama desa diganti antara 2017 hingga 2019, yang merupakan puncak tindakan kekerasan, dengan memastikan referensi ke sejarah Uighur, termasuk nama kerajaan, republik, dan pemimpin lokal sebelum Republik Rakyat China didirikan pada 1949, telah dihapus.
Nama desa juga diubah jika mengandung istilah yang merujuk pada praktik budaya Uighur, seperti mazar (kuil), dan dutar (kecapi berdawai dua).
Baca Juga: Tentara Israel Menyerah Hancurkan Hamas: Tak Bisa Dimusnahkan karena Sudah Berakar
Contohnya adalah laporan dari Desa Quipidin Mazar di Kashgar, yang aslinya dinamakan berdasarkan kuil Persia dari abad ke-13, Qutb al-Din al-Shirazi.
Namun, kemudian nama tersebut diganti menjadi Desa Bunga Mawar pada 2018.
Sedangkan Desa Duar di Karakax, diubah namanya menjadi Desa Bendera Merah pada 2022.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.