TEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel sudah mulai menyerang untuk menghancurkan Hamas, setelah perlawanan mereka tak juga berhenti meski perang di Gaza sudah berlangsung delapan bulan.
Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari menegaskan, tujuan perang di Gaza untuk memberantas Hamas tak mungkin tercapai.
Pernyataan Hagari itu menggarisbawahi ketegangan antara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat tinggi pertahanan mengenai cara ia menangani perang di Gaza.
Baca Juga: Viral, Tentara Filipina Tangan Kosong Lawan Penjaga Pantai China Bersenjata Pedang
“Upaya menghancurkan Hamas, melenyapkan Hamas itu seperti melemparkan pasir ke mata publik,” kata Hagari dikutip dari The Times of Israel, Kamis (20/6/2024).
“Hamas adalah ide, Hamas adalah partai. Itu berakar di hati masyarakat, semua orang yang berpikir menghancurkan Hamas salah,” lanjutnya.
Hagari pun memperingatkan Pemerintah Israel: jika mereka tak segera menemukan alternatif, Hamas akan bertahan di Gaza.
Kantor Netanyahu pun langsung menanggapi pernyataan Hagari tersebut.
Dalam pernyataannya, kantor Netanyahu mengatakan bahwa kabinet keamanan Israel telah menetapkan penghancuran kemampuan militer Hamas dan pemerintahannya sebagai salah satu tujuan perang.
“Pasukan pertahanan Israel jelas harus berkomitmen untuk itu,” tambah pernyataan tersebut.
Unit Juru Bicara IDF kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa militer berkomitmen terhadap tujuan perang yang dinyatakan pemerintah Israel.
Menurut mereka, hal itu termasuk menghancurkan kemampuan pemerintahan dan militer Hamas.
Unit Juru Bicara IDF juga meluruskan bahwa apa yang dikatakan Hagari adalah terkait memberantas Hamas sebagai ideologi dan ide.
“Setiap klaim yang sebaliknya berarti pernyataan tersebut di luar konteks,” tambah IDF.
Komentar Hagari itu menggemakan pernyataan yang dibuatnya bulan lalu.
Ketika itu, ia ditanya apakah kebutuhan militer untuk kembali ke wilayah di Gaza yang sebelumnya dibersihkan dari Hamas adalah akibat dari pemerintah Israel yang tak membuat keputusan tentang siapa yang akan memerintah Gaza.
“Tak bisa diragukan bahwa alternatif pemerintah untuk Hamas akan menciptakan tekanan bagi mereka, tapi itu adalah pertanyaan untuk eselon politik,” katanya saat itu.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah menyerukan pada Netanyahu untuk membuat rencana pemerintahan pasca-perang di Gaza.
Baca Juga: Hizbullah Ancam Bakal Serang Siprus jika Buka Bandara dan Markas untuk Tentara Israel
Pada Mei, Gallant mengatakan gagal mencari pengganti untuk Hamas akan meremehkan pencapaian militer Israel, karena mereka akan mampu berkumpul lagi dan mengontrol Gaza.
Gallant juga menolak ide agar militer dan sipil Israel yang memimpin Gaza di akhir perang.
Menteri Kabinet Perang Benny Gantz juga mundur setelah Netanyahu tak juga menetapkan rencana pasca-perang di Gaza.
Sumber : The Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.