JAKARTA, KOMPAS.TV - Tim Pengawas (Timwas) Haji 2024 menyebut, jemaah haji asal Indonesia banyak yang tidur di lorong, karena tenda di Mina melebihi kapasitas.
Kondisi ini ditemui Timwas saat mereka sidak ke tenda jemaah haji di Mina.
Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Ace Hasan Syadzily mengatakan, Timwas mendatangi tenda jemaah haji Kloter JKS 10 Kabupaten Bandung Barat yang berada di Maktab 72.
Di tenda tersebut, kata Ace, banyak jemaah yang mengeluhkan tenda yang sempit sehingga mereka memilih tidur di luar.
“Dari hasil pengawasan yang kami lakukan, kami memberikan beberapa catatan penting. Pertama soal masih adanya over capacity dari jemaah kita selama di Mina. Terutama yang saya saksikan tadi adalah di JKS 11 yang seharusnya 440 jemaah, tapi ternyata kapasitasnya hanya sekitar 380 an sehingga 50 jemaah harus dipindah ke tenda lain,” ujar Wakil Ketua Komisi VIII ini usai melakukan kunjungan di Mina, Selasa (18/6/2024).
Baca Juga: Diumumkan Lebih Awal, Indonesia Dapat Kuota Haji 2025 Sebanyak 221.000 Jemaah
Anggota DPR asal Fraksi Golkar ini menambahkan, selain tenda, jemaah haji juga mengeluhkan soal kamar mandi yang jumlahnya jauh dari mencukupi.
Hal ini membuat jemaah harus antre cukup lama jika akan menggunakan kamar mandi. Akibatnya banyak jemaah yang buang air kecil di luar kamar mandi.
Sementara itu, Anggota Tim Pengawas Haji & Anggota Komisi VIII DPR RI, Wisnu Wijaya mengatakan tenda jemaah haji Indonesia 2024 mirip barak pengungsian.
Ia menyebut, jemaah haji di dalam tenda berdesak-desakan, ada yang tidur sambil duduk berhimpitan, ada yang terlelap sambil menekuk badan.
"Sebagian jemaah yang tidak kebagian tempat, terpaksa tidur bergelimpangan di lorong luar tenda, beralaskan apa saja yang penting bisa istirahat melepas lelah. Suasana di Mina mirip barak pengungsian sehingga para tamu Tuhan merasa tidak nyaman," ungkap Wisnu dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.tv, Selasa.
Rombongan Tim Pengawas Haji DPR RI yang meninjau lokasi di Mina, Senin (17/6/2024), dibuat kaget dan terharu menyaksikan kenyataan itu.
Ketidaknyamanan tersebut dirasakan oleh Dedi Karyadi, jemaah haji kelompok terbang 49 asal Kota Bogor.
Kepada Timwas, Dedi mengungkapkan tenda yang disediakan Pemerintah Arab Saudi hanya berukuran 10x12 meter diperuntukkan bagi 160 orang jemaah.
“Artinya jatah per orang di dalam tenda itu hanya 0,8 meter. Ruang gerak kita tidak ada 1 meter. Itu pun masih tidak bisa menampung jamaah karena tendanya sangat sempit, Pak. Di dalam kita penuh sesak. Terpaksa ada yang tidur di luar tenda. Kita juga giliran tiap dua jam bergantian tidur di dalam tenda,” tutur jemaah haji bimbingan KBIH Yayasan Perbendaharaan Haji Bogor itu di Maktab 44 Mina.
Baca Juga: Haji 2024: Timwas Sebut Tenda Jemaah di Mina Tak Layak
Menurut Wisnu, Timwas Haji DPR menemukan persoalan tenda di bawah kapasitas ini tidak hanya menimpa jemaah haji reguler tapi juga jemaah haji plus, bahkan lebih parah.
Di Maktab 111 tempat jemaah haji plus bermukim, kata dia, tenda jemaah haji plus berkapasitas 80 orang terpaksa ditempati 1.200 orang.
Timwas Haji DPR juga mendapati adanya jemaah yang diusir dari tenda akibat penempatan tenda jemaah haji Indonesia yang tidak sesuai dengan maktab yang telah ditentukan.
Mereka terpaksa meninggalkan tenda karena hak-haknya tidak bisa terpenuhi karena salah tempat.
“Semestinya tidak akan terjadi kalau Kemenag bisa mengantisipasi sejak awal,” ujar anggota Komisi VIII DPR RI itu.
Toilet Kotor Tak Ramah Lansia
Selain masalah tenda yang tidak memadai, Timwas Haji DPR juga menyoroti fasilitas toilet yang kotor.
Tisu dan pembalut perempuan tampak berserakan di mana-mana. Jumlah toilet yang terbatas membuat jemaah harus antre panjang berjam-jam untuk bisa menunaikan hajatnya.
“Bahkan ada yang pingsan karena lama menunggu,” ujar Wisnu yang terpilih dari daerah pemilihan Jawa Tengah I itu.
Secara khusus, imbuh dia, Timwas Haji DPR mengkritisi jumlah toilet di Mina yang kurang dan tidak ramah lansia, seperti kasus di Arafah. Dari 10 toilet yang ada ternyata hanya ada satu toilet duduk.
“Padahal 30% dari jumlah jemaah haji Indonesia adalah jemaah lansia. Mestinya dari 10 toilet itu setidaknya ada tiga toilet duduk supaya memudahkan jemaah lansia melepaskan hajatnya,” ujarnya.
Akibat keterbatasan jumlah toilet tersebut, Timwas Haji DPR mendapatkan laporan beberapa jemaah asal Kabupaten Bandung Barat di Maktab 76 Mina, terpaksa buang air kecil di sebelah tenda karena sudah tidak bisa menahan hajatnya.
Hal ini dikarenakan antrean di toilet cukup panjang dan butuh waktu menunggu dua jam, terutama di pagi hari, sore hari dan saat menjelang waktu salat wajib.
“Mirisnya, kejadian pipis dekat tenda ini tidak hanya dialami jemaah laki-laki, tapi juga jemaah perempuan. Timwas Haji DPR meminta agar Kemenag melakukan evaluasi besar-besar terhadap persoalan-persoalan yang muncul pada musim haji tahun ini dan serius melakukan langkah-langkah konkret untuk perbaikan layanan haji tahun depan,” kata Wisnu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.