TEL AVIV, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony Blinken mendesak Hamas untuk menerima proposal gencatan senjata dan pembebasan sandera yang diajukan negaranya.
Padahal, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berulang kali menolak usulan gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Dia pun ngotot untuk melanjutkan serangan brutalnya ke Gaza.
Blinken mengatakan pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB pada Senin (10/6/2024) sudah terang benderang menunjukkan bahwa dunia mendukung usulan gencatan senjata yang didukung AS tersebut.
"Semua suara telah masuk, kecuali satu suara, dan itu adalah Hamas," kata Blinken kepada wartawan di Tel Aviv, Selasa (11/6/2024), setelah bertemu dengan pejabat Israel.
Dia mengeklaim Netanyahu sudah "menegaskan kembali komitmennya" terhadap proposal gencatan senjata tersebut saat mereka bertemu pada Senin (10/6/2024) malam.
Hamas dan Otoritas Palestina menyambut baik resolusi Dewan Keamanan PBB soal gencatan senjata di Gaza, yang diadopsi hari Senin.
Baca Juga: Hamas dan Otoritas Palestina Sambut Resolusi Dewan Keamanan PBB soal Gencatan Senjata di Gaza
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan usai Dewan Keamanan mengambil keputusan, Hamas mengatakan mereka "menyambut apa yang termasuk dalam resolusi Dewan Keamanan, yang menegaskan gencatan senjata permanen di Gaza, penarikan (pasukan Israel) sepenuhnya, pertukaran tawanan, [dan] rekonstruksi."
Hamas juga menyatakan kesediaannya bekerja sama dengan mediator untuk terlibat dalam negosiasi tidak langsung mengenai "prinsip-prinsip resolusi yang konsisten dengan tuntutan rakyat dan perlawanan kami."
Blinken mengatakan tanggapan Hamas terhadap pemungutan suara PBB adalah "harapan," tetapi para mediator masih menunggu kabar dari para pemimpin kelompok itu di Gaza.
"Itu yang penting. Dan itu yang belum kita miliki. Dan itulah mengapa saya katakan kita masih menunggu. Semua orang sudah mengatakan ya, kecuali Hamas [yang belum]," ujar Blinken.
Sementara Netanyahu telah berulang kali menolak usulan gencatan senjata yang meliputi kesepakatan pertukaran tananan.
Pada 7 Mei 2024, misalnya, Netanyahu secara terbuka menolak usulan gencatan senjata di Gaza, yang sudah diterima oleh Hamas.
Sehari sebelumnya, Hamas menyatakan menerima usulan gencatan senjata yang diajukan Qatar dan Mesir.
"Israel tidak dapat menerima usulan yang membahayakan keselamatan warga negara kami dan masa depan negara kami," kata Netanyahu dalam sebuah pesan video, dikutip Anadolu.
Dia menuding "usulan Hamas" bertujuan "untuk menyabotase masuknya pasukan kami ke Rafah."
Dia mengatakan usulan gencatan senjata tersebut "sangat jauh dari tuntutan vital Israel."
Ini bukan pertama kalinya Netanyahu menolak usulan gencatan senjata. Pada 7 Februari 2024, Netanyahu juga menolak usulan gencatan senjata yang diajukan Hamas.
Sumber : KOMPAS TV, Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.