KOPENHAGEN, KOMPAS.TV - Insiden mengejutkan terjadi setelah Perdana Menteri (PM) Denmark Mette Frederiksen diserang orang tak dikenal.
Kantornya mengungkapkan bahwa Frederiksen kaget setelah serangan yang terjadi di jalanan Kopenhagen tersebut.
Serangan tersebut terjadi di lapangan di tengah kota, Jumat (7/6/2024) ketika seorang pria datang mendekatinya dan langsung menyerangnya.
Baca Juga: Israel Murka ke PBB karena Masuk Daftar Hitam Negara yang Melukai Anak-Anak di Zona Konflik
Sang pelaku penyerangan pun telah ditangkap oleh polisi.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut hal itu sebagai aksi tercela, yang bertentangan dengan apa yang diyakini dan diperjuangkan di Eropa.
“Perdana Menteri Mette Frederiksen telah dipukul pada Jumat malam di Kultorvert di Kopenhagen oleh seseorang yang sudah ditangkap,” bunyi pernyataan kantor PM Denmark dikutip dari BBC Internasional.
“Perdana Menteri sangat terkejut dengan insiden,” ujarnya.
Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa mereka telah menangkap pria yang diduga pelaku pemukulan.
Saat ini penyelidikan tengah dilakukan, tetapi menolak lebih banyak lagi.
Saat ini masih belum diketahui motif dari penyerangan teresebut.
Dua saksi mata, Marie Adrian dan Ann Ravn, mengaku mereka menyaksikan penyerangan itu.
“Seorang pria datang dari arah berlawanan dan mendorongnya dengan keras di bahu, yang membuatnya terjatuh,” ucapnya.
Mereka mengatakan meski dorongannya cukup keras, Frederiksen tidak sampai jatuh ke tanah.
Mereka menambahkan sang PM kemudian duduk di kafe.
Serangan tersebut terjadi dua hari sebelum Denmark melakukan pemilihan di Uni Eropa.
Baca Juga: Putin Kembali Ingatkan, Rusia Selalu Bisa Berperilaku seperti AS dan Berhak Persenjatai Musuh Barat
Frederiksen ambil bagian dalam pemilihan Eropa bersama dengan kandidat pemimpin partai Demokrat Sosial Denmark yang merupakan partainya, Cristel Schaldemose.
Partai Demokrat Sosial merupakan partai terbesar dalam pemerintahan koalisi Denmark.
Mereka masih memimpin dalam jajak pendapat, namun dukungan mereka telah menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.