Politikus sosialis, Eugene Debs tercatat mengikuti Pilpres AS 1920 kendati sedang dikurung di penjara.
Debs dihukum 10 tahun penjara karena menyerukan agar masyarakat membangkang dari wajib militer Perang Dunia Pertama. Debs kemudian meraih 3 persen suara atau satu juta pemilih.
Apabila Trump benar-benar terpilih saat berstatus narapidana, Mazo menyebut hal ini akan menimbulkan situasi rumit.
Kendati dimungkinkan secara legal, situasi ini belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah AS.
"Kita akan memasuki perairan yang belum terjamah (jika Trump terpilih). Saya kira kita belum memiliki jawaban untuk ini," kata Mazo.
Kalangan pakar hukum di AS menilai hukuman terhadap Trump, baik dari pengadilan federal atau negara bagian, berpeluang ditangguhkan jika terpilih di pilpres.
Trump bahkan berkemungkinan menggunakan wewenang amnesti presiden untuk mengampuni dirinya sendiri.
Tetapi, amnesti tersebut hanya berlaku untuk tindak pidana di tingkat federal. Trump telah diputus bersalah di tingkat negara bagian.
Profesor sejarah dan hukum di Universitas Negeri Ohio, David Stebenne menilai Trump memiliki motivasi lebih untuk menang Pilpres 2024 sehubungan ancaman dakwaan federal terhadapnya.
"Ini menimbulkan alasan aneh untuk mencalonkan diri, tetapi sebuah insentif yang kuat," kata Stebenne.
"Jika Trump melakukannya (mengamnesti diri sendiri), itu mungkin akan menimbulkan sejenis krisis kontitusional," katanya.
Selain diputus bersalah atas 34 dakwaan di pengadilan New York, Trump menghadapi tiga kasus lain, yakni satu kasus di tingkat negara bagian dan dua di tingkat federal.
Donald Trump dituduh menyalahgunakan dokumen rahasia AS dan berusaha untuk menggagalkan ketetapan Pilpres AS 2020 yang dimenangkan Joe Biden.
Baca Juga: Trump Ngamuk Dinyatakan Bersalah atas 34 Dakwaan Kasus Uang Tutup Mulut: Persidangan Memalukan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.