ALMATY, KOMPAS. TV - Negara-negara Barat menghabiskan hampir Rp 4.200 triliun dua tahun terakhir untuk memperparah konflik di Ukraina, kata Menteri Pertahanan Rusia, Andrey Belousov, hari Jumat, 31 Mei 2024.
Berbicara di pertemuan Dewan Menteri Pertahanan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) di kota Almaty, Kazakhstan, Belousov memperkirakan bantuan militer-teknis, finansial, dan kemanusiaan dari Barat untuk Kiev mencapai Rp 4.176 triliun. Rusia melancarkan "operasi militer khusus" di Ukraina pada tahun 2022.
"Barat dengan segera memompa negara (Ukraina) dengan senjata, mentransfer intelijen, melatih personel militer Ukraina dan merekrut tentara bayaran," katanya.
Pasukan pertahanan udara Rusia pada hari Rabu berhasil menangkis serangan besar di Jembatan Krimea dengan 10 rudal ATACMS, menyelamatkan ratusan nyawa, tambah menteri tersebut.
"Kelompok bersatu terus membebaskan wilayah baru Rusia dari neo-Nazi dan mengambil langkah-langkah untuk melaksanakan tugas utama melindungi penduduk Federasi Rusia. Kami akan terus bertindak tegas dan sebanding dengan ancaman keamanan," katanya.
Pada hari yang sama, Belousov bertemu dengan mitranya dari Tajikistan, Sherali Mirzo, dan mendesaknya untuk memperkuat koordinasi tempur antara militer kedua negara menghadapi ancaman yang berasal dari Afghanistan.
"Situasi dan proses yang terjadi di Afghanistan cukup rumit. Kami terus memantau dan memahami bagaimana kami akan bekerja dengan mereka. Tetapi semua ini memerlukan perhatian kita, meningkatkan koordinasi dan kesiapan tempur kita," katanya.
Baca Juga: Ikuti Langkah AS, Berlin Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Bantuan Jerman untuk Serang Wilayah Rusia
CSTO adalah blok militer yang terdiri dari Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, dan Tajikistan.
Kementerian Pertahanan Rusia pada hari yang sama mengumumkan pertukaran 75 tahanan perang dengan Ukraina, mengatakan 75 personel militer Rusia telah ditukar dengan 75 tentara Ukraina, yang sudah dipindahkan ke Kiev dengan mediasi oleh Uni Emirat Arab (UEA).
"Para prajurit (Rusia) yang dibebaskan akan diangkut ke Moskow dengan pesawat angkut militer Angkatan Udara Rusia untuk perawatan dan rehabilitasi," kata kementerian tersebut.
"Semua yang dibebaskan diberikan bantuan medis dan psikologis yang diperlukan," ujarnya. Kementerian Pertahanan Rusia memuji peran Uni Emirat Arab, mengatakan otoritas mereka memberikan "bantuan mediasi kemanusiaan."
Dalam pernyataan terpisah, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengkonfirmasi pertukaran tersebut, berjanji untuk terus bekerja "untuk membawa pulang semua orang dari tahanan Rusia."
"Dan hari ini kami memiliki hasil penting, 75 orang kami telah kembali ke Ukraina. Tentara angkatan bersenjata Ukraina dan Garda Nasional, penjaga perbatasan, empat warga sipil – semuanya sudah berada di tanah air mereka," tulisnya di Telegram, dia juga berterima kasih kepada tim yang bekerja pada pertukaran tahanan perang.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.