Kompas TV internasional kompas dunia

Houthi: Serangan Udara AS dan Inggris di Yaman Tewaskan 16 Orang dan Lukai 35 Lainnya

Kompas.tv - 31 Mei 2024, 19:15 WIB
houthi-serangan-udara-as-dan-inggris-di-yaman-tewaskan-16-orang-dan-lukai-35-lainnya
Para pejuang Houthi dan anggota suku di dekat Sanaa, Yaman, Minggu (14/1/2024). (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

DUBAI, KOMPAS.TV - Kelompok Houthi, Jumat (31/5/2024), menyatakan serangan udara gabungan Inggris-Amerika Serikat (AS) di Yaman, menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 35 lainnya.

Ini adalah jumlah korban tewas akibat serangan AS dan sekutu-sekutunya, yang tertinggi yang diakui secara publik.

Associated Press melaporkan, tiga pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, mengatakan serangan pada Kamis (30/5/2024) menghantam berbagai fasilitas bawah tanah, peluncur rudal, lokasi komando dan kontrol, kapal, dan fasilitas lainnya milik Houthi.

Pejabat-pejabat itu mengatakan serangan tersebut sebagai tanggapan atas peningkatan serangan oleh kelompok milisi yang didukung Iran tersebut di Laut Merah dan Teluk Aden.

Sebelumnya Houthi mengancam akan menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel yang melintasi perairannya jika Israel tidak menghentikan serangannya ke Gaza dan membuka aliran bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di wilayah tersebut.

Baca Juga: Hamas, Houthi dan Hizbullah Berduka atas Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi

Para pejabat AS mengatakan jet-jet tempur F/A-18 milik AS, terlibat dalam serangan yang diluncurkan dari kapal induk USS Dwight D. Eisenhower di Laut Merah. Kapal perang AS lainnya di wilayah tersebut juga disebut berpartisipasi dalam serangan itu

Namun, pada Jumat pagi, Houthi berfokus pada satu serangan yang mereka katakan menghantam sebuah bangunan yang menampung Radio Hodeida dan rumah-rumah sipil di kota pelabuhan di Laut Merah tersebut.

Saluran berita satelit milik Houthi, Al Masirah, menayangkan gambar-gambar seorang pria yang berlumuran darah dibawa turun tangga dan sejumlah orang lainnya mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Houthi mengatakan semua yang tewas dan terluka di Hodeida adalah warga sipil, meskipun The Associated Press tidak dapat mengonfirmasikannya.

Pasukan Houthi yang menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, sejak 2014 sering kali tidak menggunakan seragam.

Al Masirah juga melaporkan, serangan lainnya terjadi di luar Sanaa dekat bandara dan peralatan komunikasi di Taiz. Informasi lebih lanjut tidak dirilis mengenai lokasi-lokasi tersebut, kemungkinan mengisyaratkan lokasi militer Houthi mendapat serangan.

Satu orang dilaporkan terluka di Sanaa.

Baca Juga: Houthi Yaman Klaim Tembak Jatuh Drone MQ-9 Reaper AS, Rekaman Tunjukkan Puing-Puing

Jet tempur Inggris, Typhoon FGR4, Senin (22/1/2024). (Sumber: AP Photo)

"Kami mengonfirmasi bahwa agresi brutal terhadap Yaman ini adalah untuk mendukung Israel melanjutkan kejahatan genosida terhadap Jalur Gaza yang terluka, terkepung, dan tabah, serta sebagai hukuman atas posisi kami yang mendukung Gaza," tulis juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, di platform media sosial X.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pesawat tempur, Typhoon FGR4, milik Angkatan Udara Inggris melakukan serangan di Hodeida dan lebih jauh ke selatan di Ghulayfiqah.

Mereka menggambarkan targetnya sebagai "bangunan yang diidentifikasi menampung fasilitas kendali drone dan penyimpanan drone jarak jauh, serta senjata permukaan-ke-udara."

Baca Juga: Inggris: Serangan Rudal Houthi Yaman Hantam dan Rusak Kapal Komersial di Laut Merah

"Serangan dilakukan untuk membela diri terhadap ancaman yang sedang berlangsung yang ditimbulkan oleh Houthi," kata Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

AS dan Inggris meluncurkan serangan terhadap Houthi sejak Januari 2024. AS secara teratur melakukan serangan sendiri sejak saat itu.

Abdul Malik al-Houthi, pemimpin tertinggi Houthi, melaporkan jumlah korban tewas secara keseluruhan akibat serangan hingga saat itu sebanyak 40 orang tewas dan 35 lainnya terluka. Dia tidak memberikan rincian antara korban sipil dan kombatan saat itu.

Houthi meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden untuk menuntut Israel mengakhiri perang di Gaza, yang menewaskan lebih dari 36.000 warga Palestina.

Israel melancarkan serangan besar terbarunya ke Gaza mulai 7 Oktober 2023 setelah militan yang dipimpin Hamas menyerang wilayah Israel yang diklaim Israel menewaskan hampir 1.200 orang.

Hamas juga disebut membawa sekitar 250 orang sebagai tawanan ke Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.

Hamas mengatakan tawanan-tawanan tersebut akan digunakan untuk membebaskan ribuan warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, yang ditahan Israel bahkan sebelum serangan 7 Oktober terjadi.

Menurut Administrasi Maritim AS, Houthi meluncurkan lebih dari 50 serangan terhadap kapal-kapal, menewaskan tiga pelaut, menyita satu kapal dan menenggelamkan lainnya sejak November 2023.

Pekan ini, Houthi disebut menyerang sebuah kapal yang membawa gandum ke Iran, pendukung utama mereka.

Pada Rabu (29/5/2024), drone MQ-9 Reaper AS diduga jatuh lagi di Yaman. Houthi mengeklaim mereka menembaknya dengan rudal permukaan-ke-udara.

Angkatan Udara AS tidak melaporkan adanya pesawat yang hilang, menimbulkan kecurigaan drone tersebut mungkin dioperasikan oleh badan intelijen AS, CIA. Sebanyak tiga drone AS diduga jatuh sepanjang Mei.


 



Sumber : KOMPAS TV, Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x