Kompas TV internasional kompas dunia

Slovenia Akui Kedaulatan Negara Palestina saat Israel Gempur Rafah, Parlemennya Diminta Hal Sama

Kompas.tv - 31 Mei 2024, 05:57 WIB
slovenia-akui-kedaulatan-negara-palestina-saat-israel-gempur-rafah-parlemennya-diminta-hal-sama
Bendera Palestina berkibar di samping bendera Slovenia dan Uni Eropa di Ljubljana, Slovenia, Kamis, 30/5/2024. Pemerintah Slovenia mengakui Negara Palestina dan meminta parlemen untuk setuju. Langkah ini dilakukan dua hari setelah Spanyol, Norwegia, dan Irlandia mengakui Palestina yang dikecam oleh Israel. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Deni Muliya

Sementara itu, di Jalur Gaza, warga Palestina di kota perbatasan Rafah melaporkan adanya pertempuran sengit dalam beberapa hari terakhir.

Ketika militer Israel memperluas serangannya di selatan, mengambil alih seluruh panjang perbatasan Gaza dengan Mesir.

Di luar Rafah, pasukan Israel masih bertempur melawan Hamas di beberapa bagian Gaza yang diklaim militer telah dikuasai berbulan-bulan yang lalu. 

Ini tanda potensial dari perlawanan sengit yang bisa membuat pasukan Israel terus terlibat di wilayah tersebut.

Pertempuran di Rafah telah membuat lebih dari 1 juta warga Palestina melarikan diri, sebagian besar dari mereka sudah mengungsi sebelumnya selama perang.

Mereka kini mencari perlindungan di kamp-kamp darurat dan area lain yang hancur akibat perang.

Menurut pihak PBB, mereka kekurangan tempat tinggal, makanan, air, dan kebutuhan dasar lainnya untuk bertahan hidup.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, 53 orang tewas akibat serangan Israel telah dibawa ke rumah sakit dalam 24 jam terakhir, serta 357 orang yang terluka pada Kamis kemarin.

Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, perang Israel melawan Hamas di Gaza telah menewaskan lebih dari 36.000 warga Palestina.

Israel meluncurkan perang di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2024 lalu.

Pada saat itu Hamas menyerbu Israel selatan. Diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang yang kebanyakan warga sipil, dan menyandera sekitar 250 orang.

Pihak Israel mengatakan, sekitar 100 sandera masih ditahan di Gaza bersama dengan jasad sekitar 30 orang lainnya.



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x