Kompas TV internasional kompas dunia

Netanyahu Sering Samakan Anti-Israel dengan Anti-Yahudi, Pengkritik: Untuk Kepentingan Politik Dia

Kompas.tv - 30 Mei 2024, 07:22 WIB
netanyahu-sering-samakan-anti-israel-dengan-anti-yahudi-pengkritik-untuk-kepentingan-politik-dia
Seorang mahasiswa berbendera Israel mendengarkan pengunjuk rasa Pro-Palestina berkumpul di kampus Universitas Texas di Austin, pada 30 April 2024, di Austin, Texas. PM Israel Benjamin Netanyahu berulang kali menuduh para pengkritik Israel atau kebijakannya antisemitisme, termasuk pengunjuk rasa di kampus AS dan jaksa ICC. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

Menanggapi tuntutan surat perintah penangkapan dari Khan, dia mengatakan jaksa ICC “tanpa perasaan menuangkan bensin ke api antisemitisme yang berkobar di seluruh dunia,” membandingkannya dengan hakim Jerman yang menyetujui undang-undang rasial Nazi terhadap orang Yahudi.

Netanyahu membandingkan tuduhan bahwa perang Israel menyebabkan kelaparan di Gaza atau bahwa perang itu genosida dengan fitnah darah, tuduhan tak berdasar berabad-abad yang lalu bahwa orang Yahudi mengorbankan anak-anak Kristen dan menggunakan darah mereka untuk membuat roti tidak beragi untuk Paskah.

“Tuduhan-tuduhan palsu ini tidak diarahkan kepada kita karena hal-hal yang kita lakukan, tetapi karena fakta sederhana bahwa kita ada,” katanya pada upacara memperingati Hari Peringatan Holocaust Israel awal bulan ini.

Netanyahu sebelumnya berulang kali mengacu pada Holocaust saat mencoba menggalang dunia melawan program nuklir Iran.

Para pemimpin Israel dan media negara itu juga membuat perbandingan semacam itu tentang 7 Oktober, menggambarkan para penyerang Hamas sebagai Nazi, membandingkan amukan mereka dengan kekerasan historis yang ditimpakan pada orang Yahudi Eropa Timur, dan merujuk pada gambar tubuh korban Yahudi yang terbakar sebagai Shoah, kata Ibrani untuk Holocaust.

Orang Israel terguncang oleh peningkatan antisemitisme global, dan banyak yang melihat lonjakan kritik terhadap Israel sebagai bagian dari peningkatan tersebut. Mereka melihat kemunafikan dalam fokus dunia yang intens pada perang Israel dengan Hamas sementara konflik lainnya mendapat perhatian jauh lebih sedikit.

Moshe Klughaft, mantan penasihat Netanyahu, mengatakan dia percaya pemimpin Israel itu benar-benar prihatin dengan meningkatnya antisemitisme.

“Itu adalah tugasnya sebagai perdana menteri Israel untuk mengutuk antisemitisme dan sebagai kepala negara yang melihat dirinya bertanggung jawab atas Yahudi dunia,” katanya.

Baca Juga: Eks Bos Mossad Pernah Ancam Keselamatan Eks Jaksa ICC , Ditekan untuk Bekerjasama dengan Israel

Warga Palestina melarikan diri dari kota Rafah di Gaza selatan selama serangan darat dan udara Israel di kota itu pada Selasa, 28 Mei 2024. (Sumber: AP Photo)

Banyak orang Israel melihat perang di Gaza sebagai tindakan bela diri yang sah dan bingung dengan apa yang mereka pikir bahwa seharusnya kritik mengarah pada Hamas, menyalahkan kelompok itu karena memulai perang, menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia dan menolak membebaskan sandera. Permintaan surat perintah ICC kemungkinan memperkuat perasaan semacam itu.

Ketika Netanyahu mengandalkan tuduhan antisemitisme, dia melakukannya dengan memperhatikan publik Israel, kata Reuven Hazan, seorang ilmuwan politik di Universitas Ibrani Yerusalem.

Hazan mengatakan Netanyahu memanfaatkan protes kampus, misalnya, untuk membuat orang Israel bersatu di sekelilingnya pada saat dukungan publiknya merosot dan orang Israel semakin tidak sabar dengan perang.


 

Dia mengatakan Netanyahu juga menggunakan protes sebagai kambing hitam untuk kegagalannya sejauh ini mencapai dua tujuan perang: menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera.

“Dia mengalihkan kesalahan dari dirinya sendiri, menghubungkan kekurangan apapun bukan pada kebijakan luar negerinya atau kebijakan di wilayah (Palestina), tetapi pada antisemitisme. Narasi ini sangat menguntungkannya, membebaskannya dari tanggung jawab,” kata Hazan.

Shmuel Rosner, rekan senior di Jewish People Policy Institute, sebuah think tank di Yerusalem, menolak anggapan bahwa Netanyahu membungkam kritik dengan menyebutnya antisemit, menunjuk pada banyaknya kritik yang diterima negara itu. Namun, dia mengatakan menggunakan label antisemit untuk mencapai tujuan politik bisa memperlemah maknanya.

"Saya akan lebih selektif daripada pemerintah Israel dalam memilih orang dan badan yang mereka tandai sebagai ‘antisemit’,” katanya.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x