NOUMEA, KOMPAS.TV - Kerusuhan berdarah di Kaledonia Baru memunculkan babak baru di mana Prancis malah salahkan Azerbaijan atas insiden tersebut.
Prancis menuduh Azerbaijan berada di balik protes dan kekerasan yang telah terjadi di negara Pasifik tersebut, Kamis (16/5/2024).
Kekerasan terjadi di Kaledonia Baru itu merupakan ledakan ketegangan politik yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Spanyol Segera Akui Negara Palestina, Akan Diresmikan Pekan Depan
Ketegangan itu mempertemukan komunitas adat Kanak, yang pro-kemerdekaan di pulau itu dan telah lama tak menyukai pemerintahan Paris, dengan penduduk Prancis yang menentang memutuskan hubungan dengan Tanah Air Mereka.
Kaledonia Baru merupakan salah satu teritori Prancis yang berada di Laut Pasifik.
Demonstrasi telah terjadi sejak Senin (13/5/2024), yang melibatkan banyak anak muda, sejak parlemen Prancis menawarkan perubahan akan konstitusi Kaledonia Baru.
Pada konsitusi baru tersebut akan memberikan hak memilih yang lebih besar kepada penduduk Prancis yang tinggal di pulau tersebut.
Pada Selasa (14/5/2024), para legislator memberikan suara sangat mendukung perubahan konstitusi tersebut.
Usulan perubahan konstitusi itu akan menambah ribuan pemilih tambahan dalam daftar pemilih di Kaledonia Baru, yang belum diperbarui sejak akhir 1990-an.
Kelompok komunitas adat Kanak pun menentang perubahan konstitusi tersebut.
Kelompok pro-kemerdekaan mengatakan perubahan tersebut merupakan upaya Prancis untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya atas kepulauan tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.