BEIJING, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan kunjungan kenegaraan selama dua hari ke China minggu ini, menurut Kementerian Luar Negeri China, Selasa (14/5/2024).
Kunjungan ini dinilai menunjukkan persatuan antara kedua negara melawan tatanan global liberal yang dipimpin Barat.
Putin akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada kunjungan yang dimulai Kamis (16/5/2024), kata kementerian tersebut.
Kedua pemimpin akan membahas “kerja sama di berbagai bidang hubungan bilateral ... serta isu-isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama.”
Tidak ada rincian lebih lanjut yang disebutkan.
Kremlin dalam sebuah pernyataan mengonfirmasi kunjungan Putin ke China tersebut dan mengatakan Putin pergi atas undangan Xi.
Ini akan menjadi perjalanan luar negeri pertama Putin sejak ia dilantik sebagai presiden dan memulai masa jabatan kelimanya.
China secara politik mendukung Rusia dalam konflik di Ukraina dan terus mengekspor alat mesin, elektronik, dan barang-barang lain yang dianggap mendukung upaya perang Rusia, meskipun tidak mengekspor senjata.
China juga merupakan pasar ekspor energi utama Rusia yang menjaga keuangan Kremlin tetap penuh.
Baca Juga: Putin Sebut Arogansi Barat Berisiko Ciptakan Konflik Global, Ungkap Pasukan Rusia Siap Perang
China berusaha menampilkan dirinya sebagai pihak netral dalam konflik tersebut, tetapi telah mendeklarasikan hubungan “tanpa batas” dengan Rusia sebagai oposisi terhadap Barat.
Kedua negara tersebut juga mengadakan serangkaian latihan militer bersama dan China secara konsisten menentang sanksi ekonomi terhadap Rusia sebagai tanggapan atas kampanye penaklukan Rusia terhadap Ukraina yang kini berusia dua tahun.
Rusia dan China yang berselisih dengan negara-negara Barat dan NATO, berusaha mendapatkan pengaruh di Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Selatan.
Baca Juga: Gaduh Perombakan Kementerian Pertahanan Rusia yang Terjadi saat Perang Ukraina di Titik Genting
Kunjungan Putin terjadi beberapa hari sebelum pelantikan William Lai Ching-te sebagai presiden Taiwan, pulau yang diklaim China sebagai wilayahnya. Beijing mengancam untuk menganeksasi Taiwan dengan paksa jika diperlukan.
Xi baru saja kembali dari kunjungan lima hari ke Eropa, termasuk Hungaria dan Serbia, negara-negara yang dianggap dekat dengan Rusia.
Perjalanan yang merupakan kunjungan pertama Xi ke benua tersebut dalam lima tahun terakhir, dilihat sebagai upaya untuk meningkatkan pengaruh China.
Beijing dipandang berupaya memecah belah Uni Eropa dan NATO di satu sisi, dan blok negara-negara yang didukung oleh pengaruh ekonomi China di sisi lain, yang goyah di tengah krisis perumahan dan pertumbuhan ekonomi domestik yang melambat secara dramatis.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.