Junta militer juga melakukan tekanan yang kejam terhadap demonstrasi non-kekerasan agar pemerintahan demokrasi dikembalikan.
Meski diunggulkan dari jumlah sumber daya manusia dan persenjataan, tentara Myanmar terus bertahan sejak Oktober.
Hal itu terjadi di tengah aliansi dari tiga kelompok etnis perlawanan meluncurkan serangan.
Video yang dirilis oleh Tentara Arakan dilaporkan dilakukan pada Sabtu (4/5/2024).
Video rekaman itu memperlihatkan Tentara Arakan menjaga orang-orang dengan pakaian militer dan sipil, serta beberapa di antaranya terluka.
Mereka berjalan melewati ladang menyusuri pinggir jalan ditemani perempuan dan anak-anak, mengingat keluarga tentara sering kali tinggal di pos mereka.
Baca Juga: Tentara Junta Militer Myanmar Diburu, Jenderalnya Terbunuh oleh Drone di Perbatasan Thailand
Pada pernyataan yang dirilis pada Minggu (5/5/2024), Tentara Arakan mengatakan telah merebut pos komando pada Kamis (2/5/2024), setelah menyerangnya selama dua pekan.
Mereka mengeklaim bahwa markas tentara lainnya di wilayah itu juga berhasil direbut keesokan harinya.
Pada pernyataannya, mereka telah merebut persenjataan, amunisi, peralatan militer dan tahanan perang yang menyerah.
Sumber : CBS News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.