GAZA, KOMPAS.TV - Militer Israel memerintahkan sekitar 100.000 penduduk Palestina di timur Rafah mengungsi ke sebuah wilayah yang ditetapkan sebagai "zona humaniter."
Perintah pengungsian ini dikeluarkan militer Israel seiring persiapan invasi darat ke Rafah, titik paling selatan Jalur Gaza yang dipadati pengungsi.
Juru bicara militer Israel, Letkol Nadav Shoshani menyebut, sekitar 100.000 orang telah diperintahkan mengungsi ke "zona humaniter" yang ditetapkan Israel di kawasan Al-Muwasi.
Shoshani menyebut, pasukan Israel telah menerbitkan peta area evakuasi dan menjatuhkan selebaran untuk masyarakat di Gaza.
Shoshani mengaku, Israel akan meningkatkan akses bantuan kemanusiaan ke Al-Muwasi, termasuk rumah sakit lapangan, tenda pengungsian, serta pasokan pangan dan air bersih.
Baca Juga: Israel Ngotot Serbu Rafah, WHO Ingatkan Dampak Mengerikan yang Bisa Terjadi
Associated Press melaporkan, Letkol Shoshani mengaku pihaknya mempersiapkan "operasi dengan cakupan terbatas" di Rafah.
Namun, ia tidak mengatakan apakah serangan darat Israel ini akan memulai operasi militer yang lebih besar di Rafah.
Sebelumnya, berbagai pihak telah mengingatkan Israel bahwa serangan darat ke Rafah akan menimbulkan malapetaka.
Pemerintahan Benjamin Netanyahu bersikeras Rafah menjadi basis kekuatan Hamas yang mesti diserang pasukan darat.
Rafah dipadati sekitar 1,5 juta penduduk Palestina atau lebih dari setengah penduduk Jalur Gaza usai serangan Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Para pengungsi tinggal di fasilitas PBB, tenda pengungsian, atau rumah kerabat.
Sekutu terkuat Israel, Amerika Serikat (AS) mengingatkan, operasi militer di Rafah mesti disertai rencana komprehensif untuk mengevakuasi penduduk Palestina.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin dilaporkan menyampaikan hal tersebut kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
"Menteri (Austin) menekankan komitmennya terhadap pembebasan tanpa syarat ke semua sandra dan menegaskan perlunya operasi militer potensial Israel di Rafah disertai rencana kredibel untuk mengevakuasi masyarakat Palestina dan menjaga arus bantuan kemanusiaan," demikian keterangan Pentagon dikutip Al Jazeera.
Baca Juga: Hamas Minta Jusuf Kalla Ikut Mediasi untuk Akhiri Konflik Israel-Palestina
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.