“Tak ada senjata kimia pada persenjataan tentara Rusia, seperti dikonfirmasikan oleh penyelidikan internasional,” bunyi pernyataan Kedutaan Besar Rusia di Belanda pada media sosial X, Januari lalu.
Chloropicrin sebelumnya sempat digunakan sebagai bahan senjata kimia perang di Perang Dunia I.
Namun, zat kimia itu tak lagi diizinkan untuk penggunaan militer, dan menurut CDC, Chloropicrin lebih sering digunakan untuk pertanian.
Zat kimia tersebut bisa membuat paru-paru, mata, kulit mengalami iritasi, dan bisa menyebabkan pusing, muntah-muntah dan diare yang berlangsung selama beberapa pekan.
Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan, berdasarkan Undang-Undang tahun 1991, mereka telah menerapkan kembali pembatasan terhadap pendanaan militer asing.
Baca Juga: Blinken Datangi Netanyahu, Tegaskan AS Menolak Operasi Militer Israel di Rafah
Juga terhadap jalur kredit Pemerintah AS, dan izin ekspor barang-barang pertahanan dan barang-barang sensitif keamanan nasional yang dikirim ke Rusia.
Mereka juga menambahkan telah memberi sanksi terhadap tiga entitas pemerintah Rusia yang berhubungan dengan program senjata kimia dan biologi negara itu.
Selain itu, juga terhadap empat perusahaan Rusia yang dianggap berkontribusi terhadap badan pemerintahan itu.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.