Kompas TV internasional kompas dunia

AS Tuduh Rusia Gunakan Senjata Kimia yang Dilarang di Ukraina, Efeknya Menyeramkan!

Kompas.tv - 2 Mei 2024, 13:39 WIB
as-tuduh-rusia-gunakan-senjata-kimia-yang-dilarang-di-ukraina-efeknya-menyeramkan
Pada Sabtu, 13 April 2024, prajurit Tentara Rusia menaiki kendaraan lapis baja mereka untuk mengambil posisi dan menembak ke arah posisi Ukraina di lokasi yang tidak diungkapkan di Ukraina. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia telah menggunakan senjata kimia yang telah dilarang di Ukraina.

Senjata kimia yang digunakan disebut memiliki efek yang menyeramkan bagi yang terdampak.

AS menyebut Rusia menggunakan senjata kimia sebagai metode dalam perang, dan memberlakukan sanksi baru terhadap perusahaan dan badan pemerintahan Rusia.

Baca Juga: Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata: Keuntungan dari Kematian adalah Hal yang Sangat Buruk

Pada pernyataannya pada Rabu (1/5/2024), Kementerian Luar Negeri AS mengatakan mereka telah membuat keputusan bahwa penggunaan senjata kimia chloropicrin oleh Rusia terhadap pasukan Ukraina melanggar Konvensi Senjata Kimia (CWC).

Mereka juga menambahkan bahwa Rusia menggunakan bahan kimia pengontrol kerusuhan, atau yang dikenal sebagai gas air mata dalam perang, sebagai bagian dari pelanggaran CWC.

“Penggunaan senjata kimia bukanlah insiden terisolasi, dan mungkin disebabkan keinginan pasukan Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dari posisi yang dibentengi dan meraih keuntungan taktis di medan perang,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri AS dikutip dari CNN.

Kesimpulan AS ini sesuai dengan kesaksian pasukan Ukraina yang mengatakan mereka menghadapi peningkatan pertemuan dengan gas dan bahan kimia pengiritasi di garis depan perang melawan Rusia pada beberapa bulan terakhir.

Rusia sendiri membantah bahwa mereka menggunakan senjata kimia dalam perangnya di Ukraina.

“Tak ada senjata kimia pada persenjataan tentara Rusia, seperti dikonfirmasikan oleh penyelidikan internasional,” bunyi pernyataan Kedutaan Besar Rusia di Belanda pada media sosial X, Januari lalu.

Chloropicrin sebelumnya sempat digunakan sebagai bahan senjata kimia perang di Perang Dunia I.

Namun, zat kimia itu tak lagi diizinkan untuk penggunaan militer, dan menurut CDC, Chloropicrin lebih sering digunakan untuk pertanian.

Zat kimia tersebut bisa membuat paru-paru, mata, kulit mengalami iritasi, dan bisa menyebabkan pusing, muntah-muntah dan diare yang berlangsung selama beberapa pekan.

Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan, berdasarkan Undang-Undang tahun 1991, mereka telah menerapkan kembali pembatasan terhadap pendanaan militer asing.

Baca Juga: Blinken Datangi Netanyahu, Tegaskan AS Menolak Operasi Militer Israel di Rafah

Juga terhadap jalur kredit Pemerintah AS, dan izin ekspor barang-barang pertahanan dan barang-barang sensitif keamanan nasional yang dikirim ke Rusia.

Mereka juga menambahkan telah memberi sanksi terhadap tiga entitas pemerintah Rusia yang berhubungan dengan program senjata kimia dan biologi negara itu.

Selain itu, juga terhadap empat perusahaan Rusia yang dianggap berkontribusi terhadap badan pemerintahan itu.


 

 




Sumber : CNN




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x