MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia memberikan peringatan kepada dunia bahwa bentrokan militer langsung antara negara kekuatan nuklir, yaitu Rusia dan Barat bakal segera terjadi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Senin (22/4/2024) dalam pesan videonya.
Komentar itu muncul setelah Rusia beraksi marah kepada DPR Amerika Serikat (AS) yang meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) bantuan milier asing senilai USD61 miliar atau setara Rp987 triliun ke Ukraina.
Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik, Jepang dan Korea Selatan Ketar-Ketir
“Negara Barat berada dalam kondisi yang berbahaya ketika berada di ambang bentrokan militer langsung antara negara-negara kekuatan nuklir, yang penuh dengan konsekuensi bencana,” kata Lavrov dikutip dari CNBC News.
Bagi Ukraina, bantuan tersebut merupakan penyelamat mengingat pasukannya sampai harus menjatah penggunaan peluru di bagian timur negara itu karena kekurangan pasokan.
Pasukan Rusia sendiri telah memperoleh keuntungan di wilayah Donbas.
Oleh sebab itu, Ukraina meminta lebih banyak sistem pertahanan udara, artileri, dan amunisi untuk membalikkan keadaan perang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berterima kasih kepada anggota senat AS karena telah meloloskan bantuan terseut.
Ia menegaskan RUU bantuan tersebut akan membantu mencegah perang meluas.
Juga akan membantu menyelamatkan ribuan nyawa, dan membantu kedua negara, Rusia dan AS menjadi lebih kuat.
Zelenskyy pun mendesak senat AS untuk segera mengesahkan RUU tersebut secepatnya.
Baca Juga: China Murka AS Kirim Sistem Peluncur Rudal Canggih ke Filipina, Laut China Selatan Semakin Tegang
Ukraina dilaporkan terdesak karena serangan Rusia yang semakin gencar.
Militer Ukraina dilaporkan mulai kehabisan amunisi dan meminta agar bantuan militer AS segera dipercepat.
Ukraina sempat dilaporkan bakal kalah di akhir tahun ini, jika bantuan AS tak segera dikirimkan.
Sumber : CNBC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.