Seperti yang diketahui, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 30.000 orang di Gaza dan mengusir 85% dari 2,3 juta penduduk dari rumah mereka.
Data dari kementerian kesehatan Gaza dan PBB juga mencatat serangan Israel menyebabkan lebih dari setengah infrastruktur Jalur Gaza hancur.
Perang yang sudah berlangsung lima bulan itu dipicu oleh serangan mendadak Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap komunitas di seluruh Israel di mana menurut angka Israel, sekitar 1.200 orang tewas dan 250 lainnya diculik.
Pada November 2023 lalu, sekitar 100 tawanan ditukar dengan 240 wanita dan anak Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Tetapi untuk saat ini, kemajuan dalam kesepakatan gencatan senjata kedua terbukti sulit.
Meskipun awal bulan suci Ramadan pada sekitar 10 Maret bukan merupakan batas waktu untuk gencatan senjata baru, PBB mengatakan, seperempat dari populasi Gaza menghadapi kelaparan.
Maka dari itu, gencatan senjata komprehensif di mana bantuan yang cukup dapat mencapai semua wilayah yang terkepung sangat penting.
Kelaparan anak-anak meroket di wilayah yang terkepung, dengan pejabat PBB melaporkan pada hari Senin bahwa satu dari enam anak di bawah usia dua tahun di setengah utara Gaza menderita kelaparan akut.
Semakin lama pertempuran berlangsung, semakin besar risiko terjadinya kebakaran besar: kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman telah terlibat dalam konflik tersebut.
Ramadan sering kali disertai dengan peningkatan kekerasan dalam konflik Israel-Palestina, bahkan dalam tahun-tahun yang lebih tenang.
Baca Juga: PBB dan Sejumlah Badan Amal Kecam Kurangnya Akses Bantuan ke Gaza Akibat Serangan Israel!
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.