WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengaku berharap gencatan senjata sementara di Jalur Gaza dapat diberlakukan mulai Senin (4/3/2024) depan.
Otoritas Israel berencana menukar warga mereka yang ditahan Hamas di Gaza dengan ratusan warga Palestina yang mereka tahan, dalam gencatan senjata ini.
Sejak Israel menyerang Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, gencatan senjata baru sekali diberlakukan pada November 2023.
Per 27 Februari 2024, serangan Israel ke Gaza telah membunuh setidaknya 29.782 jiwa.
Ketika memberikan keterangan usai syuting untuk sebuah acara stasiun televisi NBC, Senin (26/2/2024), Biden mengaku pihaknya mendengar kesepakatan gencatan senjata hampir mendekati kenyataan.
Baca Juga: Pilot Aaron Bushnell Bakar Diri Demi Dukung Palestina, AS Bergeming Tetap Dukung Israel
"Saya harap mulai akhir pekan ini. Setelah akhir pekan. Penasihat keamanan nasional saya berkata bahwa kita semakin dekat (dengan gencatan senjata)," kata Biden, dikutip Associated Press.
"Kita semakin dekat, belum berhasil sepenuhnya. Saya berharap mulai Senin depan kita akan memiliki gencatan senjata."
Perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas sendiri masih berlangsung. Gencatan senjata sementara ini diusulkan berlangsung selama enam pekan.
Selama gencatan senjata, Israel diharap melepaskan ratusan tahanan Palestina. Sebagai gantinya, Hamas melepaskan tahanan Israel di Gaza.
Gencatan senjata juga dibutuhkan agar ratusan truk bantuan kemanusiaan yang telah mengantre di perbatasan dan tak diizinkan masuk oleh Israel, bisa sampai ke masyarakat Gaza.
Negosiator gencatan senjata sendiri diburu waktu hingga awal Ramadan pada 10 Maret mendatang. Pasalnya, bulan Ramadan dikenal sering diiringi meningkatnya tensi Israel dan Palestina.
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz pada 18 Februari lalu mengancam akan memperluas operasi militernya ke Rafah, kota di Gaza yang kini dipadati jutaan warga yang mengungsi akibat serangan Israel, jika warganya yang ditahan Hamas tidak dibebaskan pada awal Ramadan.
"Dunia harus tahu, dan para pemimpin Hamas harus tahu, jika sampai Ramadan para sandera kami tidak di rumah, pertempuran akan berlanjut ke Rafah," ujar Gantz di hadapan para anggota organisasi-organisasi Yahudi-Amerika Serikat di Yerusalem, dikutip CNN.
Pasukan Israel terus menggempur Gaza belakangan ini, mengabaikan putusan sementara Mahkamah Internasional (ICJ).
Sekitar 1,4 juta penduduk Palestina saat ini mengungsi ke Rafah yang berbatasan dengan Mesir. Serangan Israel ke wilayah tersebut dikhawatirkan melipatgandakan korban jiwa yang kini hampir menyentuh angka 30.000 korban.
Baca Juga: Mayoritas Negara dalam Sidang ICJ Tuduh Israel Bersalah atas Pendudukan terhadap Palestina
Sumber : Associated Press, CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.