YERUSALEM, KOMPAS.TV - Sebuah survei opini publik Israel terbaru menemukan hanya 32% rakyat Israel melihat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sosok yang paling cocok untuk memimpin pemerintahan, Jumat (16/2/2024).
Surat kabar Israel Maariv menyatakan 32% dari responden berpendapat Netanyahu paling cocok untuk kepemimpinan, sementara 47% mengatakan Anggota Kabinet Perang Benny Gantz lebih cocok untuk posisi perdana menteri."
Survei terbaru yang dilakukan Lazar Institute pada sampel acak 515 warga Israel itu mengungkapkan, jika pemilihan dilakukan pada hari itu, partai sayap kanan Netanyahu, Likud, akan kehilangan separuh dari 32 kursi saat ini di Knesset, parlemen negara itu.
Sementara itu, Partai Persatuan Nasional yang dipimpin oleh Gantz akan memperoleh 40 kursi dibandingkan dengan 12 kursi saat ini, dengan total oposisi mencapai 71 dibandingkan dengan 44 yang dimiliki oleh partai yang mendukung pemerintah.
Surat kabar tersebut menjelaskan, hasil survei menunjukkan peningkatan kursi Partai Persatuan Nasional sebanyak empat kursi parlemen, dibandingkan dengan hasil survei minggu lalu.
Untuk membentuk pemerintahan di Israel, diperlukan dukungan minimal 61 anggota Knesset.
Baca Juga: AS Beri Peringatan Keras Lagi ke Israel atas Rencana Serangan ke Rafah, Netanyahu Tetap Kukuh Tolak
Perpecahan di dalam pemerintahan Israel semakin meningkat antara menteri yang mendukung kebijakan Netanyahu terhadap serangan Israel atas Gaza dan yang lainnya berusaha untuk mencapai kesepakatan guna memastikan pembebasan tawanan yang ditahan oleh kelompok Palestina Hamas.
Sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, yang diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 28.600 orang dan menyebabkan kehancuran besar dan kekurangan kebutuhan pokok.
Perang Israel di Gaza telah mengusir 85% dari penduduk di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut, sedangkan 60% dari infrastruktur enklave tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituduh Afrika Selatan dan banyak negara telah melakukan genosida dan diadukan ke Mahkamah Internasional, yang dalam putusan interim Januari ini memerintahkan Tel Aviv menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan disediakan untuk warga sipil di Gaza.
Meskipun mendapat protes internasional, Israel berencana untuk melakukan invasi darat ke Rafah, yang menampung sekitar 1,4 juta pengungsi.
Netanyahu menyatakan, "Kami akan bertarung hingga kemenangan total, dan ini termasuk tindakan kuat di Rafah."
Sumber : Anadolu / Maariv Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.