Kompas TV internasional kompas dunia

Ukraina Memanas, Zelenskyy Akhirnya Ungkap Rencana Memecat Panglima Tentara Jenderal Zaluzhny

Kompas.tv - 6 Februari 2024, 07:17 WIB
ukraina-memanas-zelenskyy-akhirnya-ungkap-rencana-memecat-panglima-tentara-jenderal-zaluzhny
Panglima Militer Ukraina Jenderal Valery Zalzhny. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, hari Minggu (4/2/2024), akhirnya mengungkapkan rencana perombakan kepemimpinan militer di tengah titik kritis perang melawan serangan Rusia. Pengumuman ini menggegerkan warga Ukraina yang sedang berjuang dan juga memunculkan kekhawatiran di kalangan sekutu Barat Ukraina. (Sumber: Asharq al-Awsat)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

Saat ini, Ukraina mengalami kekurangan amunisi dan personel, sementara Rusia terus melancarkan serangan tanpa henti.

Empat orang tewas dan setidaknya satu orang terluka dalam serangan Senin sore di atas kota Kherson di selatan Ukraina, kata kepala administrasi militer setempat.

Kebutuhan akan mobilisasi besar-besaran untuk meningkatkan jumlah pasukan Ukraina dilaporkan menjadi salah satu area perselisihan antara Zelenskyy dan Zaluzhnyi.

Zelenskyy mengatakan akhir tahun lalu bahwa dia menolak permintaan militer untuk mengumpulkan hingga 500.000 orang, menuntut rincian lebih lanjut tentang bagaimana mobilisasi akan diorganisir dan dibayar.

Retak antara Zaluzhnyi dan Zelenskyy pertama kali terbuka pada musim gugur ketika jenderal tersebut mengakui dalam wawancara dengan The Economist bahwa pertempuran dengan Rusia telah mengalami kebuntuan. Presiden dengan tegas membantah bahwa hal itu terjadi.

Baca Juga: Jelang Dua Tahun Perang Rusia-Ukraina, Kiev Makin Kepepet dan Putus Asa Merekrut Tentara Baru

Hasil serangan Rusia di Ukraina, (23/1/2024). Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, hari Minggu (4/2/2024), akhirnya mengungkapkan rencana perombakan kepemimpinan militer di tengah titik kritis perang melawan serangan Rusia. Pengumuman ini menggegerkan warga Ukraina yang sedang berjuang dan juga memunculkan kekhawatiran di kalangan sekutu Barat Ukraina. (Sumber: Cyprus Mail)

Di pihaknya, Zaluzhnyi menerbitkan dua esai yang menjelaskan visinya tentang bagaimana Ukraina bisa memenangkan perang. Dalam tulisannya, dia menyatakan pentingnya Ukraina memiliki supremasi udara, meningkatkan efisiensinya dalam menghadapi artileri musuh, membangun tentara cadangan, dan meningkatkan kemampuan perang elektronik.

Menteri Pertahanan Belanda, Kajsa Ollongren, hari Senin mengumumkan Belanda sedang menyiapkan enam jet tempur F-16 tambahan untuk diberikan kepada Ukraina, di atas 18 yang sebelumnya dijanjikan.

"Supremasi udara Ukraina sangat penting untuk menangkal agresi Rusia," kata Ollongren dalam pesan di platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Denmark juga berjanji menyumbangkan 19 F-16 kepada Ukraina.

Letnan Jenderal Serhii Nayev, komandan pasukan gabungan militer Ukraina, hari Senin mengatakan negara tersebut akan menerima peluru kendali dengan jangkauan 300 hingga 500 kilometer bersama dengan F-16 sebagai bagian dari paket bantuan pertahanan yang akan datang dari sekutu-sekutunya, menurut agensi berita Ukraina RBK-Ukraine.

Ukraina sangat membutuhkan lebih banyak bantuan militer dari Barat ketika pasukan Rusia manuver dari berbagai arah sepanjang front perang yang sudah berlangsung panjang sejauh 1.500 kilometer.

Anggota DPR Amerika Serikat bergerak maju dengan paket pengeluaran militer yang memberikan bantuan kepada Israel tetapi tidak mencakup bantuan lebih lanjut untuk Ukraina. Pemecatan Zaluzhnyi dapat menimbulkan ketidakpastian lebih lanjut di kalangan sekutu Barat.

Rusia menyambut dengan gembira prospek ini, dengan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan pembicaraan tentang pemecatan Zaluzhnyi mengungkap perpecahan dalam kepemimpinan Ukraina.

Surat kabar Ukrainska Pravda hari Senin melaporkan Zelenskyy juga sedang mempertimbangkan untuk mencopot Kepala Staf Umum Serhii Shaptala.

Zaluzhnyi pada hari Senin mengucapkan selamat ulang tahun kepada Shaptala dan memposting foto mereka bersama di Facebook, "Mungkin akan sangat sulit bagi kita, tetapi kita pasti tidak akan pernah merasa malu," tulis Zaluzhnyi.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x