NEW YORK, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) menghadapi lonjakan wabah kasus penyakit menular seksual sifilis atau raja singa, angkanya naik 9% tahun 2022. Hal ini terungkap dalam laporan pemerintah federal terbaru mengenai penyakit menular seksual pada orang dewasa.
Meskipun tren ini mengkhawatirkan, ada kabar baik tak terduga: angka kasus baru gonore turun untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
Belum jelas mengapa kasus sifilis naik 9% sementara gonore turun 9%, kata pejabat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC AS.
Mereka menambahkan, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah tren penurunan baru ini muncul untuk kasus gonore atau kencing nanah, seperti dilaporkan oleh Associated Press, Rabu (31/1/2024).
Perhatian utama saat ini adalah pada sifilis atau raja singa, yang meskipun lebih jarang daripada gonore atau klamidia, dianggap lebih berbahaya.
Meskipun terus punya dampak yang tidak proporsional pada pria gay dan biseksual, penyakit ini semakin meluas di kalangan pria dan wanita heteroseksual, serta semakin memengaruhi bayi yang baru lahir, kata pejabat CDC.
Total kasus melampaui 207.000 tahun 2022, meningkat 17% dan mencapai angka tertinggi di AS sejak 1950, menurut data yang dirilis pada hari Selasa.
Angka ini tidak hanya mencakup tahap paling menular dari penyakit ini, tetapi juga kasus laten dan kasus di mana wanita hamil menularkan sifilis ke bayi mereka.
Baca Juga: Kasus Sifilis Pada Bayi Baru Lahir di AS Meroket, Pejabat Kesehatan Serukan Langkah Pencegahan
Sifilis adalah penyakit bakteri yang dapat muncul sebagai luka genital tanpa rasa sakit tetapi pada akhirnya dapat menyebabkan kelumpuhan, kehilangan pendengaran, demensia, dan bahkan kematian jika tidak diobati.
Infeksi sifilis baru merosot di AS mulai dari tahun 1940-an ketika antibiotik menjadi luas tersedia dan mencapai titik terendah pada tahun 1998.
Sebanyak 59.000 dari kasus 2022 melibatkan bentuk sifilis paling menular. Dari jumlah itu, sekitar seperempat adalah perempuan dan hampir seperempat adalah pria heteroseksual.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.