Kompas TV internasional kompas dunia

Kepala UNRWA: Penghentian Dana Negara-Negara Donor adalah Hukuman Kolektif bagi Warga Gaza

Kompas.tv - 29 Januari 2024, 10:26 WIB
kepala-unrwa-penghentian-dana-negara-negara-donor-adalah-hukuman-kolektif-bagi-warga-gaza
Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, Philippe Lazzarini. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

GAZA, KOMPAS.TV - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang khusus menangani pengungsi Palestina, UNRWA, menyesalkan keputusan sejumlah negara donor yang menghentikan pemberian dana.

Kepala UNRWA Philippe Lazzarini menyebut penghentian pemberian dana untuk lembaganya merupakan hukuman kolektif tambahan bagi warga Gaza yang sudah menderita akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.

Penghentian pemberian bantuan dana kepada UNRWA dilakukan sejumlah negara donor setelah Israel menuduh 12 dari 13.000 (0,092 persen) staf badan PBB itu di Gaza, terlibat dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober.

Baca Juga: Mali, Niger, dan Burkina Faso Mundur dari Blok Regional Afrika Barat ECOWAS Saat Ketegangan Memuncak

UNRWA mengatakan sembilan dari 12 orang yang dituduh Israel terlibat dalam serangan 7 Oktober, telah dipecat. Sedangkan satu orang telah dipastikan meninggal dunia, dan dua lainnya sedang dimintai klarifikasi.

Negara-negara donor yang menghentikan pendanaan kebanyakan adalan sekutu Israel seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Italia, Australia, Belanda, Kanada, Finlandia, dan Jerman.

Lazzarini, Minggu (28/1/2024), mengaku terkejut keputusan tersebut diambil di tengah ancaman kelaparan yang membayangi 2,3 juta warga Gaza.

Selama empat bulan terakhir, warga Palestina di Gaza menghadapi bombardir Israel yang telah menyebabkan lebih dari 26.000 orang tewas.

UNRWA yang memiliki 13.000 staf di Gaza, merupakan organisasi utama yang membantu populasi Gaza menghadapi bencana kemanusiaan yang tengah terjadi.

“Bantuan UNRWA yang menyelamatkan nyawa, akan segera berhenti menyusul keputusan negara-negara memotong dana mereka untuk badan ini,” tulis Lazzarini di media sosial X, Minggu.

“Operasi kemanusiaan kami, yang menjadi sandaran hidup 2 juta orang di Gaza, mulai runtuh. Saya terkejut keputusan seperti itu diambil berdasarkan dugaan perilaku segelintir orang dan seiring dengan berlanjutnya perang, kebutuhan semakin besar dan kelaparan semakin dekat,” tambahnya.

“Warga Palestina di Gaza tak memerlukan tambahan hukuman kolektif ini. Ini menodai kita semua,” sambung Lazzarini.

Senada dengan Lazzarini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memohon kepada negara-negara donor untuk terus mendukung UNRWA dalam menjalankan operasi bantuan di Gaza.

Baca Juga: Israel Dukung Dihentikannya Dana UNRWA dan Diganti saat Perang usai, Reaksi PBB Mengagetkan

“Kebutuhan mendesak dari masyarakat putus asa yang mereka layani harus dipenuhi,” katanya, Minggu, seperti dilansir Al-Jazeera.

Guterres menambahkan staf PBB yang terlibat dalam aksi teror akan dimintai pertanggungjawaban.

“Namun puluhan pria dan wanita yang bekerja untuk UNRWA, banyak di antaranya berada dalam situasi paling berbahaya bagi pekerja kemanusiaan, seharusnya tak boleh dihukum,” tambahnya.

Mantan juru bicara UNRWA, Chris Gunnes, mengatakan ada "serangan politik yang terkoordinasi" terhadap badan PBB tersebut.

"Orang-orang Israel telah mengatakan mereka tidak akan memenangi perang di Gaza kecuali UNRWA dibubarkan. Jadi, sinyal yang lebih jelas apa lagi yang Anda mau?" ujarnya kepada Al Jazeera.


 



Sumber : Al-Jazeera



BERITA LAINNYA



Close Ads x