BANGKOK, KOMPAS.TV - Bank sentral China hari Rabu, (24/1/2024), mengumumkan rencananya untuk mengurangi persyaratan jumlah cadangan yang dipegang oleh bank sebagai bagian dari sejumlah langkah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Pengumuman oleh Gubernur Bank Rakyat China memicu lonjakan harga saham, dengan indeks saham utama Hong Kong melonjak sebesar 3,6%.
Pasar saham China merana dalam beberapa bulan terakhir seiring investor menarik dana mereka, terhalang oleh pemulihan yang terhenti akibat dampak pandemi Covid-19.
Penjualan saham pada awal minggu ini diikuti laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pemerintah China berencana meminta perusahaan investasi milik negara untuk mengalirkan dana dari luar negeri ke pasar saham guna menghentikan kerugian.
Langkah-langkah bank sentral ini tampaknya menjadi bagian dari upaya bersama untuk menstabilkan pasar dan meningkatkan kepercayaan terhadap prospek ekonomi terbesar kedua di dunia.
Gubernur Bank Sentral, Pan Gongsheng, mengatakan kepada wartawan di Beijing bahwa persyaratan cadangan deposito akan dikurangi sebesar 0,5 poin persentase mulai 5 Februari. Pan menyatakan ini akan menyuntikkan sekitar 1 triliun yuan atau 141 miliar dolar ke dalam perputaran ekonomi. Hingga Desember, rasio persyaratan cadangan adalah 7,4%.
Berbeda dengan cadangan bank yang harus dijaga untuk menutupi permintaan yang tidak terduga, cadangan ini dipegang oleh bank sentral dan digunakan terutama sebagai alat kebijakan moneter.
Perubahan seperti ini biasanya disampaikan dalam pemberitahuan tertulis oleh bank sentral, bukan dalam konferensi pers.
Baca Juga: China Protes Permintaan AS ke Produsen Cip Canggih Asal Belanda agar Batasi Ekspor
Pan mengungkapkan bank sentral juga berencana segera mengeluarkan kebijakan tentang pembiayaan untuk pengembang properti guna mendukung industri tersebut.
Menurutnya, ekonomi China sedang pulih, memberikan ruang yang cukup untuk manuver kebijakan.
"Pada saat ini, risiko keuangan negara kita secara umum dapat dikendalikan, operasi keseluruhan lembaga keuangan berjalan baik, dan pasar keuangan beroperasi lancar," dikutip dari situs pemerintah China.com.
Ekonomi tumbuh pada tingkat tahunan 5,2% dalam kuartal Oktober-Desember, memungkinkan pemerintah China mencapai target pertumbuhan tahunan sekitar 5% untuk tahun 2023. Namun, pemulihan masih tidak merata, dan sebagian besar perkiraan menyatakan ekonomi China akan tumbuh lebih lambat tahun 2024.
Pemimpin China terus berbicara positif tentang ekonomi dalam upaya keras untuk menghadapi perkiraan semacam itu.
Reaksi awal dilakukan dengan hati-hati
Mark Williams dari Capital Economics mengatakan langkah terbaru ini "akan memberikan dorongan kecil bagi ekonomi China."
"Perbaikan yang signifikan dalam pinjaman rumah tangga atau perusahaan memerlukan pemotongan suku bunga yang substansial atau perubahan signifikan dalam sentimen ekonomi. Keduanya tampaknya tidak mungkin dalam waktu dekat," katanya dalam sebuah komentar.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.