MOSKOW, KOMPAS.TV - Seorang penyair Rusia dijatuhi hukuman 7 tahun penjara pada Kamis (28/12/2023) karena membacakan puisi yang menentang perang Rusia di Ukraina. Hukuman berat ini merupakan tindakan keras yang dilakukan Kremlin terhadap perbedaan pendapat.
Pengadilan Distrik Tverskoi Moskow memvonis Artyom Kamardin atas tuduhan melakukan telepon yang merusak keamanan nasional dan menghasut kebencian. Hal ini terkait dengan puisi anti-perang yang dia bacakan dalam pertunjukan jalanan di pusat kota Moskow pada September 2022.
Yegor Shtovba, yang ikut serta dalam acara tersebut dan membacakan puisi ciptaan Kamardin, dijatuhi hukuman 5 1/2 tahun atas tuduhan yang sama.
Baca Juga: Putin Ungkap Perang di Ukraina akan Berlangsung Lima Tahun, Janjikan Kemenangan Bakal Diraih
Pertemuan di sebelah monumen penyair Vladimir Mayakovsky itu diadakan beberapa hari setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi 300.000 tentara cadangan di tengah kemunduran militer Moskow di Ukraina. Tindakan yang sangat tidak populer ini mendorong ratusan ribu orang meninggalkan Rusia untuk menghindari untuk direkrut menjadi anggota militer.
Polisi kemudian langsung membubarkan pertunjukan dan segera menangkap Kamardin dan beberapa peserta lainnya.
Media Rusia mengutip teman Kamardin dan pengacaranya yang mengatakan bahwa polisi memukul dan memperkosanya selama penangkapan. Segera setelah itu, dia terlihat meminta maaf atas tindakannya dalam video polisi yang dirilis oleh media pro-Kremlin, wajahnya memar.
Pihak berwenang belum mengambil tindakan untuk menyelidiki dugaan pelecehan yang dilakukan polisi.
Dalam sidang hari Kamis, istri Kamardin, Alexandra Popova, diantar keluar ruang sidang oleh petugas pengadilan setelah dia berteriak “Malu!” setelah putusan tersebut. Popova, yang berbicara kepada wartawan setelah sidang, dan beberapa orang lainnya kemudian ditahan atas tuduhan mengadakan unjuk rasa tanpa izin di luar gedung pengadilan.
Baca Juga: Putin Ancam Jepang dan Korea Selatan karena Bantu Ukraina: Bakal Ada Konsekuensi Mengerikan
Antara akhir Februari 2022 dan awal bulan ini, 19.847 orang telah ditahan di Rusia karena berbicara atau memprotes perang, sementara 794 orang telah terlibat dalam kasus pidana karena sikap anti-perang mereka, menurut kelompok hak asasi OVD-Info, yang melacak penangkapan politik dan memberikan bantuan hukum.
Tindakan keras tersebut dilakukan berdasarkan undang-undang yang diadopsi Moskow beberapa hari setelah mengirim pasukan ke Ukraina yang mengkriminalisasi setiap ekspresi publik tentang perang yang menyimpang dari narasi resmi.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.