Pertemuan itu dimaksudkan sebagai forum bagi para sandera yang dibebaskan untuk menceritakan kepada para menteri Israel tentang pengalaman mereka selama disandera.
Namun, para keluarga sandera justru banyak melontarkan kritik karena langkah Israel yang kurang bijak dalam pembebasan sandera.
“Itu adalah pertemuan yang sangat bergejolak, banyak orang berteriak,” kata Jennifer Master, yang rekannya, Andrey, menjadi sandera.
Pemerintah Israel mengatakan sejumlah perempuan dan anak-anak masih berada di tangan Hamas.
Sementara keluarga yang memiliki kerabat laki-laki dewasa yang disandera meminta agar mereka tidak dilupakan.
“Kami semua berusaha memastikan orang-orang yang kami cintai pulang ke rumah. Ada yang menginginkan perempuan yang ditinggalkan atau anak-anak yang ditinggalkan, dan ada pula yang mengatakan kami menginginkan laki-laki,” tutur Jennifer.
Setelah gagalnya perpanjangan gencatan senjata sementara pada Jumat (1/12/2023), Hamas masih menahan kurang lebih 138 orang di Jalur Gaza.
Diperkirakan, ada 100 orang sandera sipil dan sisanya adalah tentara Israel yang ditangkap ketika Hamas menyerbu pangkalan militer Israel pada 7 Oktober 2023.
Sebelumnya, Hamas membebaskan 81 warga Israel dan 24 warga negara asing selama gencatan senjata berlangsung.
Baca Juga: Geger Pengakuan Militer Israel Sengaja Bunuh 2 Warga Sipil Gaza untuk Setiap Anggota Hamas
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.