MOSKOW, KOMPAS.TV - Jelang dua tahun invasinya di Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan militernya menambah hampir 170 ribu tentara, hingga membuat jumlah tentaranya kini mencapai 1,32 juta personel.
Perintah tersebut dikeluarkan Putin, Jumat (1/12/2023), di tengah aksi militer melanjutkan perang di Ukraina.
Dekrit Putin dirilis oleh Kremlin, dan ditanggapi secepatnya.
Penambahan tersebut membuat personel militer Rusia secara keseluruhan menjadi 2,2 juta.
Baca Juga: Satu WNI Diselamatkan dari Wilayah Konflik Myanmar, Dapat Bantuan dari Malaysia
Ini menjadi ekspansi kekuatan militer Rusia kedua yang dilakukan sejak 2018.
Sebelumnya, Putin memerintahkan penambahan 137.000 tentara pada Agustus 2022.
Jumlah tersebut ketika itu membuat militer Rusia memiliki dua juta personel dan sekitar 1,15 juta tentara.
Dikutip dari ABC News, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan perintah tersebut tidak berarti perluasan wajib militer secara signifikan.
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan peningkatan tersebut akan terjadi secara bertahap dengan merekrut lebih banyak sukarelawan.
Kementerian itu juga menegaskan bahwa penambahan tentara itu dilakukan karena operasi militer khusus di Ukraina, dan juga karena ekspansi yang dilakukan NATO.
“Angkatan bersenjata gabungan NATO tengah dibangun di dekat perbatasan Rusia dan penambahan sistem pertahanan udara dan juga senjata untuk menyerang tengah dikerahkan,” bunyi pernyataan mereka.
“Potensi pasukan nuklir taktis NATO juga tengah ditingkatkan,” tambahnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengungkapkan Rusia telah siap jika harus berperang dengan NATO.
Baca Juga: Perang Dunia III Terancam Pecah, Rusia Nyatakan Siap Bertempur Lawan NATO
“Kami siap, seperti yang telah ditunjukkan, kami akan membela kepentingan nasional dengan segala cara yang kami miliki,” ujarnya dikutip dari Express, Rabu (29/11/2023).
Ryabkov kemudian menegaskan, ikut campur dalam kepentingan Rusia merupakan jalan yang berbahaya.
“Orang-orang yang terus menguji kekuatan kami harus percaya bahwa tak ada batasan untuk perjudian mereka dalam permainan yang meningkatkan taruhannya,” tuturnya.
“Tetapi, mereka mungkin berakhir dengan kekalahan,” lanjut Ryabkov.
Sumber : ABC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.