GAZA, KOMPAS.TV - Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina turut terkena dampak gelombang serangan balasan Israel. Kompleks RS Indonesia diketahui tertembak roket Israel yang membalas serangan besar-besaran Hamas pada Sabtu (7/10/2023).
Rumah Sakit Indonesia sendiri disebut sebagai salah satu rumah sakit terbesar di Jalur Gaza. Rumah sakit ini memiliki fasilitas rawat inap, ruang operasi, hingga ruang ICU.
Perang Israel vs Hamas meletus sejak Sabtu (7/10/2023) dengan infiltrasi dan gelombang roket ke wilayah Israel. Militer Israel pun mengirimkan serangan balasan dan membombardir Jalur Gaza.
Baca Juga: Badan HAM PBB dan Uni Eropa Kecam Keras Aksi Israel Blokade Gaza: Bertentangan Hukum Internasional!
Rumah Sakit Indonesia turut menampung korban luka dan korban tewas akibat serangan Israel. Diberitakan Kompas TV sebelumnya, situasi Rumah Sakit Indonesia cukup mencekam, harus menangani ratusan korban luka.
Lalu, bagaimana sejarah berdirinya Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza? Berikut sejarah berdirinya rumah sakit sumbangan masyarakat Indonesia untuk Palestina tersebut.
Rumah Sakit Indonesia dibangun sejak 2011 di daerah Bayt Lahiya, Gaza. Pembangunan rumah sakit ini dilatarbelakangani serangan Israel ke Gaza pada 2008 silam yang menewaskan ribuan orang.
Melansir pemberitaan Harian Kompas, 8 Juli 2011 pembangunan Rumah Sakit Indonesia diinisiasi Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) karena melihat rumah sakit di Gaza yang kewalahan menampung korban gempuran Israel.
Dana pembangunan rumah sakit disebut bersumber dari donasi masyarakat. MER-C sendiri sebenarnya mendapat komitmen bantuan Rp20 miliar dari Kementerian Kesehatan RI, tetapi dana ini tidak terealisasi karena berbagai pertimbangan.
Rumah Sakit Indonesia dibangun di atas tanah wakaf Otoritas Palestina seluas 16.261 meter persegi. RS Indonesia diresmikan pada 2015 silam.
Rumah sakit tiga lantai berbentuk oktagonal dibangun dengan dana sekitar Rp126 miliar. Pada awal berdirinya, RS Indonesia memiliki 100 bed rawat inap, empat ruang operasi, dan 10 bed ICU.
Rumah Sakit Indonesia meyoritas dijalankan oleh staf dari Jalur Gaza dengan dibantu beberapa relawan Indonesia.
Usai peresmian Rumah Sakit Indonesia, menteri kesehatan Palestina waktu itu, Mufeed Mukhalat berterima kasih atas bantuan masyarakat Indonesia dalam membantu masyarakat Gaza.
"Rumah Sakit Indonesia akan menjadi rumah sakit utama di Gaza, dan itu juga akan menjadi pusat pengiriman bantuan kepada masyarakat di utara Gaza," kata Mufed Mukhalat dikutip Hospimedica, 11 April 2016.
Sementara itu, wakil menteri pekerjaan umum Palestina waktu itu, Naji Sarhan menyanjung kolaborasi yang dibuktikan dengan pendirian Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza.
"Rumah Sakit Indonesia adalah mandat dari rakyat Indonesia kepada Rakyat Palestina untuk menjadi salah satu rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, bahkan di seluruh Palestina. Rumah Sakit Indonesia juga menjadi rumah sakit utama di utara Gaza," kata Naji Sarhan.
Kendati Gaza tengah dibombardir Israel, Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad menyebut rumah sakit akan tetap beroperasi. Rumah sakit ini adalah salah satu rujukan utama korban perang.
"Rumah sakit masih beroperasi seperti biasa dan sangat bermanfaat bagi korban-korban disana. Dan rumah sakit itu jaraknya tiga kilometer dari perbatasan. Jadi Indonesia sangat dikenal para korban larinya ke rumah sakit Indonesia," kata Sarbini dikutip Tribunnews, Selasa (10/10).
Baca Juga: Kemlu Fokus Evakuasi 49 WNI di Gaza dan Tepi Barat: Jangan sampai Jadi Sasaran Tembak Israel
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.