WASHINGTON, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin hari Minggu (8/10/2023) mengatakan ia telah memerintahkan gugus tempur kapal induk USS Gerald Ford berlayar ke Laut Mediterania Timur agar siap membantu Israel setelah serangan oleh Hamas pekan lalu. Dari kedua pihak diperkirakan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang. Termasuk warga Amerika Serikat yang dilaporkan menjadi korban tewas dan hilang.
Kapal induk USS Gerald R. Ford adalah yang terbaru dan paling canggih dari angkatan laut AS, diperkuat 5.000 pelaut dan pesawat tempur serta didampingi kapal perusak, dalam sebuah tindakan yang dimaksudkan untuk siap merespons segala sesuatu, mulai dari mungkin menghentikan pasokan senjata tambahan dari mencapai Hamas hingga melakukan pengintaian, seperti laporan Associated Press, Senin (9/10/2023).
Pengiriman besar ini, yang juga mencakup sejumlah kapal dan pesawat tempur, menyoroti kekhawatiran Amerika Serikat dalam upaya untuk mencegah konflik semakin meluas.
Namun, pemerintah Israel hari Minggu secara resmi menyatakan negara dalam keadaan perang dan memberikan lampu hijau untuk "langkah-langkah militer yang signifikan" untuk membalas serangan oleh Hamas.
Laporan awal menunjukkan setidaknya empat warga negara Amerika tewas dalam serangan tersebut dan tujuh lainnya hilang dan belum ditemukan, menurut pejabat Amerika Serikat.
Angka-angka tersebut masih berubah dan dapat berubah saat pencatatan yang lebih lengkap disusun, menurut pejabat yang berbicara dengan kondisi anonim untuk membahas laporan awal yang diterima oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem.
Baca Juga: Netanyahu Deklarasi Perang, AS Buka Kemungkinan Tambah Bantuan Militer untuk Israel
Kebanyakan, jika tidak semua, yang dilaporkan tewas atau hilang adalah mereka yang berkewarganegaraan ganda Amerika-Israel, kata pejabat tersebut.
Selain USS Ford, Amerika Serikat mengirimkan kapal penjelajah USS Normandy, kapal perusak USS Thomas Hudner, USS Ramage, USS Carney, dan USS Roosevelt serta diperkuat skuadron pesawat tempur Angkatan Udara F-35, F-15, F-16, dan A-10 di wilayah tersebut.
"Amerika Serikat mempertahankan kekuatan secara global untuk memperkuat postur penangkalan ini jika diperlukan," kata Austin dalam sebuah pernyataan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.