BEOGRAD, KOMPAS.TV - Militer Serbia dilaporkan mengonsentrasikan pasukan di perbatasan Kosovo usai bentrok bersenjata antara polisi dengan kombatan etnis Serb terjadi di sebuah biara di Kosovo akhir pekan lalu. Militer Serbia dilaporkan menerjunkan pasukan serta unit artileri dan tank canggih dekat perbatasan Kosovo.
Amerika Serikat (AS) mendesak Serbia menarik pasukan dari perbatasan. Washington mengaku khawatir dengan konsentrasi pasukan Serbia di dekat perbatasan mantan provinsinya tersebut.
Baca Juga: Kosovo Keluhkan Utusan Barat yang Bias dalam Pembicaraan dengan Musuh Lama, Serbia
"Kami memantau penerjunan besar militer Serbia di sepanjang perbatasan dengan Kosovo," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, Jumat (29/9/2023).
"Itu termasuk penyiagaan yang tak terduga dari unit-unit infanteri mekanis, tank, serta artileri canggih Serbia. Kami meyakini bahwa ini perkembangan yang mendestabilisasi," lanjutnya sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Insiden pada akhir pekan lalu menewaskan seorang polisi Kosovo dan tiga kombatan etnis Serb. Kekerasan bermula ketika kelompok bersenjata etnis Serb menyergap patroli polisi Kosovo dan menewaskan seorang personel.
Kelompok bersenjata ini kemudian bertahan di sebuah biara ketika diserbu polisi Kosovo. Penyerbuan ini menewaskan tiga kombatan dan tiga orang lainnya ditangkap.
Penasihat keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan dilaporkan turut berbicara dengan Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti terkait konsentrasi militer Serbia. Kurti pun menyatakan bahwa pihaknya meminta asistensi lebih lanjut menghadapi "rencana perang Serbia".
Sementara itu, Presiden Serbia Aleksandar Vucic tidak membantah bahwa pihaknya menambah konsentrasi pasukan, tetapi ia membantah kabar bahwa pasukan Serbia dalam kondisi siaga penuh.
"Saya telah membantah kebohongan yang mereka bicarakan tentang kesiapan tempur level tertinggi dari pasukan kami karena saya tidak menyetujui itu dan (kabar) itu tidak akurat," kata Vucic.
"Kami bahkan tidak memiliki setengah dari pasukan yang kami punya dua atau tiga bulan lalu," lanjutnya.
Kosovo memisahkan diri dari Serbia dalam perang separatis pada 1998-1999 dan mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008. Kendati kemerdekaan Kosovo diakui sebagian besar komunitas internasional, Serbia dan Rusia tidak mengakui kedaulatan negara tersebut.
Baca Juga: Korban Luka Pasukan PBB di Kosovo Utara Jadi 30 Orang akibat Bentrokan Berdarah dengan Etnis Serbia
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.