Kemacetan lalu lintas selama berjam-jam dilaporkan pada Selasa di jalan keluar dari Nagorno-Karabakh karena warga terburu-buru untuk pergi, takut Azerbaijan bisa menutup satu-satunya jalan menuju Armenia.
Ombudsman hak asasi manusia Nagorno-Karabakh, Gegham Stepanyan menjelaskan, ledakan pada Senin awal pekan ini di pom bensin di dekat Stepanakert, tempat orang-antri untuk mengisi bahan bakar sebelum berangkat ke Armenia, menewaskan setidaknya 68 orang.
"Tambahan 290 orang terluka, dan total 105 orang dianggap hilang hingga Selasa malam," katanya.
Ledakan itu memperburuk kekurangan bahan bakar yang sudah parah.
Baca Juga: Ledakan di Nagorno-Karabakh Lukai Lebih dari 200 Orang, Etnis Armenia Makin Tersudut
Beberapa kerabatnya masih mencari bahan bakar untuk meninggalkan Nagorno-Karabakh, katanya.
"Sepupu saya masih terkepung di Martuni, dia sedang menunggu untuk dibawa ke Stepanakert, dan setelah itu mencari tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya."
Seperti diketahui, serangan cepat Azerbaijan ini menyusul blokade sembilan bulan terhadap jalan yang menghubungkan Nagorno-Karabakh dengan Armenia.
Armenia menuduh penutupan jalan itu menyangkal pasokan makanan dan bahan bakar dasar kepada penduduk Nagorno-Karabakh, sementara Azerbaijan membantah dengan mengklaim bahwa pemerintah Armenia menggunakan jalan itu untuk penyelundupan mineral dan pengiriman senjata ilegal kepada pasukan separatis wilayah ini.
Nagorno-Karabakh adalah wilayah otonom di dalam Azerbaijan pada zaman Uni Soviet dan berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh militer Armenia dalam perang separatis selama enam tahun yang dimulai di tahun-tahun akhir Uni Soviet dan berakhir pada tahun 1994.
Azerbaijan merebut wilayah yang substansial, termasuk sebagian dari Nagorno-Karabakh, dalam perang enam minggu dengan Armenia pada tahun 2020 yang berakhir dengan gencatan senjata yang disponsori oleh Moskow dan penempatan 2.000 pasukan penjaga perdamaian Rusia untuk mengawasi wilayah tersebut.
Rusia, yang telah menjadi sponsor dan sekutu utama Armenia sejak keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1991, juga berusaha menjaga hubungan hangat dengan Azerbaijan.
Namun, pengaruh Moskow di wilayah tersebut dengan cepat meredup seiring dengan sumber daya Moskow yang dialihkan ke perang Rusia di Ukraina dan membuatnya semakin bergantung pada sekutu utama Azerbaijan, Turki.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak untuk berkomentar tentang penangkapan Vardanyan, yang mencabut kewarganegaraan Rusia setelah pindah ke Nagorno-Karabakh.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.