NIAMEY, KOMPAS.TV - Junta militer Niger yang merebut kekuasan dari Presiden Mohamed Bazoum pada 26 Juli lalu diancam blok regional Afrika Barat, Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) agar mengembalikan kekuasaan ke pemerintahan sipil yang sah. ECOWAS bahkan mengancam bisa melakukan intervensi militer dengan ultimatum yang jatuh tempo pada Minggu (6/8/2023) hari ini.
Akan tetapi, pemimpin militer Niger, Abdourahmane Tchiani menolak menyerahkan kekuasaan. Pemerintahan militer pun mendapatkan angin segar dengan demonstrasi sebagian rakyat yang mendukung junta.
Kudeta yang dilakukan paspampres Niger sendiri adalah kudeta kelima di Afrika Barat sejak 2020. Dalam kurun tiga tahun, sebelum Niger, empat negara Afrika Barat telah dikudeta militer, yakni Mali, Guinea, Burkina Faso, dan Chad.
Lalu, bagaimana perkembangan terbaru di Niger pasca-kudeta dan jelang ultimatum ECOWAS?
Berikut fakta-fakta sekaligus perkembangan terkini situasi pasca-kudeta di Niger.
Selain diultimatum ECOWAS, junta Niger juga menuai kecaman dari komunitas internasional. ECOWAS pun langsung menutup perbatasan dari Niger dan menerapkan zona larangan terbang dari negara tersebut.
Baca Juga: Terancam Intervensi Militer Blok Afrika Barat, Junta Niger Minta Bantuan Wagner Group
Salah satu pentolan ECOWAS, Nigeria, langsung beraksi tegas usai pemerintahan sipil Niger dikudeta. Nigeria langsung memutus akses listrik ke Niger begitu negara tetangganya itu dikudeta militer.
Nigeria merupakan pemasok sekitar 70 persen kebutuhan listrik Niger. Tindakan Nigeria tersebut pun membuat sekitar 25 juta populasi Niger tidak bisa mengakses listrik.
Di tengah ultimatum ECOWAS, Nigeria berupaya menjalin komunikasi diplomatik dengan mengirim mantan pemimpin militernya, Abdulsalami Abubakar ke Niamey. Kehadiran mantan pemimpin militer itu diharap membuat junta Niger bersedia bernegosiasi.
Akan tetapi, Abdourahmane Tchiani menolak mengizinkan Abdulsalami Abubakar dan perwakilan ECOWAS masuk. Penolakan itu membuat kans intervensi militer ECOWAS ke Niger menguat.
Sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum, elemen-elemen masyarakat menggelar demonstrasi pro-militer setidaknya tiga kali di Niamey. Massa berjumlah ratusan orang memadati Niamey dan menyuarakan dukungan untuk Tchiani.
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.