Bagi suku Meitei, perempuan memiliki peranan yang lebih penting di masyarakat ketimbang di wilayah lain.
Viralnya video dua perempuan yang diarak tersebut juga menimbulkan demonstrasi besar-besaran yang dilakukan para perempuan.
Mereka meminta Kepala Menteri Negara Bagian Manipur untuk mengundurkan diri karena terlalu lambat bergerak.
“Apakah orang biasa bisa melakukan hal seperti ini? Bahkan kucing, anjing, hewan tak pernah melakukan aksi menjijikan seperti ini,” ujar salah satu demonstran.
“Ini bukanlah cara seharusnya manusia memperlakukan manusia lainnya,” tambahnya.
Mahkamah Agung pun memperingatkan pemerintahan Perdana Menteri Modi, bahwa jika tak mengambil tindakan, mereka yang akan melakukannya.
Kekerasan di Manipur sendiri terjadi setelah komunitas Kuki memprotes permintaan suku Meitei untuk kuota pekerjaan publik yang dicadangkan dan penerimaan perguruan tinggi sebagai bentuk tindakan afirmatif.
Baca Juga: Elon Musk Ganti Logo Twitter: Selamat Tinggal Burung Biru
Pasalnya bagi komunitas Kuki hal itu memicu ketakutan lama bahwa suku Meitei mungkin juga diizinkan untuk memperoleh tanah di daerah yang saat ini dicadangkan oleh kelompok suku.
Rumah dan gereja dibakar, dengan puluhan ribu orang mengungsi ke kamp yang dijalankan pemerintah.
Berdasarkan laporan ke Mahkamah Agung setempat pada Juni lalu, kelompok masyarakat sipil, Manipur Tribal Forum mengatakan banyak aksi kekerasan, termasuk pemerkosaan dan pemenggalan terjadi.
Namun, hingga saat ini belum diselidiki oleh otoritas negara bagian Manipur.
Sumber : South China Morning Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.