Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Klaim Serangan Balasan Ukraina Tidak Ada yang Berhasil hingga Saat Ini

Kompas.tv - 17 Juli 2023, 03:34 WIB
putin-klaim-serangan-balasan-ukraina-tidak-ada-yang-berhasil-hingga-saat-ini
Presiden Rusia, Vladimir Putin  mengatakan pasukan Ukraina tidak mengalami keberhasilan sejak dimulainya kontraofensif mereka. "Segala upaya musuh untuk menembus pertahanan kita - yang melibatkan penggunaan cadangan strategis - tidak berhasil sejak dimulainya serangan. Musuh tidak memiliki keberhasilan!". (Sumber: POCCNR TV)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pasukan Ukraina tidak mengalami keberhasilan sejak dimulainya kontraofensif mereka.

"Segala upaya musuh untuk menembus pertahanan kita - yang melibatkan penggunaan cadangan strategis - tidak berhasil sejak dimulainya serangan. Musuh tidak memiliki keberhasilan!" ujar presiden dalam wawancara untuk program "Moskow. Kremlin. Putin", sebuah fragmen yang diunggah di saluran Telegram oleh pembawa acara Pavel Zarubin, seperti laporan TASS, Minggu (17/7/2023).

Putin menolak untuk berbicara secara publik tentang tugas-tugas selanjutnya dari militer Rusia. "Akan saya sampaikan ini secara terpisah ketika kamera dimatikan," janjinya.

Ssementara itu, Jumat (14/7/2023) lalu, Ukraina mengakui pertempuran yang sulit dalam upaya mereka melakukan serangan balasan, "Hari ini, peningkatannya tidak begitu cepat," kata kepala kantor presiden Ukraina, Andriy Yermak, kepada para wartawan.

Kiev mengatakan pasukannya hanya berhasil maju sekitar 2km di sepanjang front selatan dalam seminggu terakhir.

Mykola Urshalovych, perwakilan senior dari Garda Nasional, mengatakan kepada para wartawan bahwa pasukan bergerak menuju kota selatan yang diduduki, Melitopol, selama serangan yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Komunike Bersama KTT NATO Jamin Masa Depan Ukraina, tetapi Tidak Beri Kepastian Waktu

Peluncur roket Rusia, TOS-1A Solntsepyok, yang direbut batalion angkatan darat Ukraina, Da Vinci, Jumat, 7 Juli 2023. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pasukan Ukraina tidak mengalami keberhasilan sejak dimulainya kontraofensif mereka. "Segala upaya musuh untuk menembus pertahanan kita - yang melibatkan penggunaan cadangan strategis - tidak berhasil sejak dimulainya serangan. Musuh tidak memiliki keberhasilan!". (Sumber: AP Photo/Libkos)

Pada hari Minggu, tentara mengatakan mereka sedang melakukan operasi serangan menuju Melitopol dan Berdyansk.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan minggu lalu bahwa pengiriman senjata yang dijanjikan yang lambat menghambat kontraofensif Kiev, dan meminta Amerika Serikat dan sekutu lainnya untuk menyediakan senjata jarak jauh dan artileri.

New York Times, Sabtu (16/7/2023), melaporkan Ukraina kehilangan sekitar 20% peralatan militer dan senjata sejak memulai serangan balik, mengutip pejabat AS.

Namun, menurut laporan tersebut, kehilangan peralatan belakangan ini telah menurun menjadi 10% karena pasukan Ukraina pada dasarnya berhenti melakukan serangan balik di banyak wilayah.

Surat kabar itu menyebutkan pejabat AS setuju untuk hanya mengungkapkan persentase kerugian, sementara menolak memberikan angka pasti mengenai peralatan yang hancur.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan Ukraina melakukan upaya namun gagal total untuk melancarkan serangan sejak 4 Juni. Pada tanggal 22 Juni, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolay Patrushev, menyatakan jumlah korban personel Ukraina telah melebihi 13.000 sejak dimulainya serangan balik.

Pada tanggal 3 Juli, Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu, mengatakan pasukan Rusia telah menghancurkan 16 tank Leopard, jumlah yang hampir sama banyaknya dengan yang dipasok oleh Polandia dan Portugal kepada Ukraina.

Baca Juga: Inggris Merasa Dilecehkan Ukraina, Pemerintahan Zelenskyy Berusaha Redam Situasi Panas

Tentara Ukraina menembak ke arah posisi pasukan Rusia di garis depan di Zaporizhzhia, Ukraina, Sabtu, 24 Juni 2023. Ukraina kehilangan sekitar 20% peralatan militer dan senjata sejak memulai serangan balik, mengutip pejabat AS. Namun, menurut laporan tersebut, kehilangan peralatan belakangan ini telah menurun menjadi 10% karena pasukan Ukraina pada dasarnya berhenti melakukan serangan balik di banyak wilayah. (Sumber: AP Photo/Efrem Lukatsky)

Meskipun angka pasti kerugian peralatan militer Ukraina tidak diungkapkan, situasi ini menandakan tantangan berat yang dihadapi oleh pasukan Ukraina dalam menghadapi konflik bersenjata dan memberikan gambaran tentang eskalasi ketegangan di wilayah tersebut.

Sementara itu Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebabkan kehebohan ketika mengumumkan pengiriman rudal SCALP jarak jauh ke Ukraina pada Selasa (11/7/2023), saat kedatangannya di pertemuan NATO di Vilnius, kalangan Prancis tandai perubahan strategi Barat melawan Rusia di Ukraina.

Macron mengumumkan rudal SCALP, yang mampu menyerang pasukan Rusia dari jarak jauh, akan dikirimkan ke Ukraina. Negara-negara Barat sebelumnya ragu memenuhi permintaan Ukraina yang sudah lama ini akan senjata-senjata tersebut karena takut memperburuk konflik.

Rudal jelajah yang diluncurkan dari udara ini dikembangkan bersama oleh Prancis dan Inggris, yang memasok Ukraina dengan versi Inggris dari SCALP, yaitu Storm Shadow, sejak bulan Mei.

Dengan jangkauan lebih dari 250 kilometer, rudal ini akan memungkinkan Kiev untuk mencapai wilayah yang dikuasai Rusia di bagian timur negara tersebut.

Sumber militer Prancis mengatakan rudal SCALP sudah tiba di Ukraina, seperti yang dilaporkan oleh France24, Kamis (13/7).

 




Sumber : TASS / Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x