HELSINKI, KOMPAS.TV - Baru 10 hari menjabat, Menteri Perekonomian Finlandia Vilhelm Junnila mengundurkan diri pada Jumat (30/6/2023). Ia mundur karena dituding kerap mengutip beberapa referensi dari Nazi.
Junnila adalah menteri yang berasal dari Partai Finlandia, partai terbesar kedua di negara itu yang merupakan bagian dari koalisi sayap kanan yang mulai menjabat pada 20 Juni setelah pemilu April.
"Demi kelanjutan pemerintahan dan nama baik Finlandia, saya merasa tidak mungkin untuk melanjutkan tugas sebagai menteri dengan cara yang memuaskan," kata Junnila seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Imbas Swedia Izinkan Pembakaran Al-Quran, Turki Marah hingga Masuk NATO Makin Susah
Partai Finlandia sebenarnya mudah saja mencari ganti Junnila sebagai Menteri Perekonomian. Namun mundurnya Junnila menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas pemerintahan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Petteri Orpo, dari Partai konservatif Koalisi Nasional yang memenangkan pemilu.
Namun menurut Orpo, Junnila telah membuat keputusan yang tepat dan paling masuk akal di tengah isu tersebut. Orpo menegaskan dirinya mengutuk ekstremisme dan rasisme dalam segala bentuk.
"Hal itu membuat ia tidak mungkin melanjutkan jabatannya dan akan membawa dampak buruk bagi pemerintahan negara ini," ujar Orpo.
Baca Juga: Finlandia Bergabung dengan NATO, Rakyat yang Tinggal di Perbatasan Khawatir Ancaman Keamanan
Sebelumnya pada 28 Juni, Junnila selamat dari mosi tidak percaya di parlemen yang diminta oleh oposisi, yang menuduhnya berulang kali membuat pernyataan terkait dengan Nazi. Namun akhirnya ia mengundurkan diri.
Selama kampanye pemilihannya, media Finlandia YLE melaporkan bahwa Junnila memberi selamat kepada sesama anggota partai atas nomor kandidatnya, 88.
Nomor 88 adalah simbol neo-Nazi yang dikenal sebagai pengganti sebutan "Heil Hitler" (H adalah huruf ke-8 dalam alfabet) atau penghormatan terhadap pemimpin Nazi, Adolf Hitler.
Baca Juga: Rusuh Prancis Makin Parah, Macron Minta Orang Tua Tak Izinkan Anak Remaja Mereka Keluar Rumah
Badan Anti-Pencemaran Nama Baik Finlandia menyebut nomor itu sebagai "salah satu simbol supremasi kulit putih yang paling umum".
"Selamat untuk nomor urut yang sangat baik. Saya tahu itu kartu kemenangan. Jelas angka 88 ini mengacu pada dua huruf H yang tidak akan kami bicarakan lagi," tutur Junnila dalam pidato acara kampanye pada 10 Maret, menurut YLE.
Setelahnya, Junnila meminta maaf atas pilihan kata-katanya, mengatakan itu adalah lelucon yang tidak menyenangkan. Setelah menjabat, dia mengutuk Nazi dan antisemitisme dalam unggahan di media sosial.
Namun setelah pemungutan suara di parlemen, ucapan-ucapan Junnila di masa lalu mulai muncul ke permukaan, salah satunya pada 2019 saat ia menjabat sebagai anggota Parlemen.
Ketika itu, Junnila mengatakan Finlandia harus mempromosikan apa yang disebutnya "aborsi iklim" di negara-negara Afrika.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.