RYANGGANG, KOMPAS.TV - Seorang pelajar SMP dilaporkan dipukuli hingga tewas oleh tentara Korea Utara karena mencuri bensin dari truk militer.
Ironisnya, ia dilaporkan mencuri bensin itu untuk dijual demi membiayai biaya sekolahnya yang mahal.
Dilansir Radio Free Asia yang mengutip seorang sumber, Kamis (18/5/2023), insiden itu terjadi di Desa Tongnam, Provinsi Ryanggang pada hari yang sama.
Pemerintah Korea Utara dilaporkan sering meminta siswa untuk menyediakan tenaga kerja atau bahan gratis untuk proyek negara ke sekolahnya.
Baca Juga: Rusia Larang 500 Warga AS Masuk ke Negaranya, Termasuk Mantan Presiden Barack Obama
Tetapi jika tidak bisa, mereka bisa membayar sejumlah uang ke sekolah.
Di sekolah korban, siswa disuruh membawa cat dan pernis untuk proyek konstruksi.
Menurut dua penduduk di provinsi itu yang tak menyebutkan namanya karena alasan keamanan, ada empat siswa yang tak dapat memberikan bahan-bahan bangunan atau pun uang.
“Mereka mencoba mencuri bensin untuk mendapatkan uang sekolah,” tuturnya.
“Pelajar yang tak mampu mendonasikan cat atau pernis diinstruksikan mendonasikan 4.000 won (Rp66.400),” tambahnya.
Menurut sumber itu, cat dan pernis sulit didapatkan di area pedesaan.
Lima tentara yang sedang mampir ke desa itu saat makan siang menyadari, apa yang para pelajar itu lakukan.
Menurut dua sumber lainnya, para tentara itu kemudian memukuli para pelajar SMP tersebut.
“Para tentara itu berasal dari Biro Umum ke-8, yang bermarkas di Komsan-dong, Hyesan. Mereka sedang dalam perjalanan kembali ke markas setelah mengirimkan makanan kepada unit militer di Distrik Pekerja Potae di Samjiyon,” kata salah seorang sumber.
“Setelah mereka menyadari salah satu pelajar itu tewas, mereka langsung pergi tanpa melakukan apa pun kepadanya,” lanjut sumber itu.
Sedangkan tiga pelajar lainnya kabur dari lokasi kejadian dan kemudian ditangkap.
Baca Juga: Ketakutan Landa India, Teror Macan Tutul Serang Manusia yang Semakin Marak
Saat ini, polisi dilaporkan sedang melakukan investigasi atas kasus tersebut.
“Mereka seharusnya memberikan cat atau pernis. Pelajar itu tak memiliki cara untuk mendapatkan uang,” kata sumber lainnya.
Namun, ia menegaskan nasib para tentara tersebut tak diketahui.
“Polisi militer dari Kota Hyesan melakukan investigasi di tempat kejadian, tetapi kami tak tahu hukuman apa yang akan diberikan kepada tentara tersebut,” ucapnya.
Sumber : Radio Free Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.