MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai pelaku di balik serangan drone di kediaman Presiden Rusia di Kremlin, Moskow yang bertujuan untuk membunuh Presiden Vladimir Putin, Kamis (4/5/2023). Namun, AS membantah tudingan tersebut.
Sehari sebelumnya, pihak Kremlin menuduh Ukraina sebagai pelaku serangan teroris di Kremlin. Namun, tanpa memberikan bukti untuk mendukung tuduhannya, Kremlin beralih fokus pada AS.
AS membantah tudingan tersebut.
"Saya bisa menjamin AS tidak terlibat dalam ini. Apa pun itu, tidak melibatkan kami," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, dalam sebuah wawancara dengan MSNBC seperti dilaporkan Straits Times, Kamis (4/5/2023), "Kami tidak ada hubungannya dengan ini."
Rekaman video menunjukkan dua objek terbang mendekati puncak gedung di dalam tembok Kremlin dan salah satunya meledak dengan kilatan terang.
Menurut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, AS ada di balik serangan tersebut dan Washington sering memilih sasaran yang akan diserang oleh Ukraina dan cara untuk menyerang sasaran tersebut.
Sementara itu, AS membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa mereka sedang membekali Ukraina untuk membela diri terhadap serangan Rusia dan merebut kembali wilayah yang telah diambil secara ilegal oleh Moskow selama lebih dari 14 bulan perang.
Kirby mengatakan masih belum jelas apa yang sebenarnya terjadi di Kremlin. "Kami masih belum tahu apa yang terjadi dan Washington masih mengevaluasi situasinya," katanya seraya mengimbuhkan, "Peskov hanya berbohong."
Putin tidak berada di Kremlin saat itu, dan para analis keamanan meragukan bahwa insiden itu adalah upaya pembunuhan yang serius. Namun, Rusia mengatakan mereka berhak membalas.
Baca Juga: Eks Presiden Rusia Inginkan Kematian Zelenskyy usai Serangan Drone yang Targetkan Putin
Garis keras seperti mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa sekarang mereka harus "menghilangkan secara fisik" Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Namun, Peskov menolak mengatakan apakah Rusia melihat Zelensky sebagai target yang sah.
Putin berada di Kremlin pada hari Kamis dan staf bekerja seperti biasa. Insiden itu terjadi kurang dari seminggu sebelum perayaan Hari Kemenangan Rusia pada 9 Mei, yang menandai kekalahan Jerman Nazi dalam Perang Dunia II.
Peskov mengatakan bahwa pertahanan udara akan diperketat dan parade akan berlangsung seperti biasa, termasuk pidato dari presiden.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev bereaksi keras setelah terjadinya serangan drone yang diyakini berniat membunuh Vladimir Putin.
Medvedev meyakini serangan yang terjadi pada Rabu (3/5/2023) tersebut dilakukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Ia pun menegaskan pihaknya menginginkan kematian Zelenskyy, dan pemimpin pemerintahan Ukraina lainnya.
“Setelah serangan teroris ini, tak ada opsi lainnya kecuali secara fisik menyingkirkan Zelenskyy dan komplotannya,” kata Medvedev.
“Ini bahkan tak diperlukan menandatangani sebuah akta terkait penyerahan tanpa syarat,” tambah Medvedev.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.